- Comfort Zone dan Growth Zone
Comfort Zone dan Growth Zone
Apakah Anda pernah merasa nyaman dengan rutinitas dan kebiasaan Anda yang sehari-hari? Apakah Anda merasa bahwa hidup Anda terasa monoton, tanpa tantangan baru yang menggugah? Jika ya, Anda mungkin terjebak dalam apa yang disebut sebagai “comfort zone“ Anda. Meskipun tempat ini terasa nyaman, dan aman, namun di situlah letak bahayanya. Sebaliknya, “growth zone” adalah tempat Anda meraih potensi penuh Anda, mengeksplorasi kemungkinan baru, dan tumbuh sebagai individu yang lebih baik.
Apa yang dimaksud Comfort Zone dan Growth Zone?
Comfort zone adalah seseorang merasa aman, tanpa stres berlebihan, dan sering kali tanpa tantangan yang nyata. Ini adalah tempat kita melakukan hal-hal yang sudah kita kenal dengan baik, rutinitas yang telah kita pahami, dan situasi yang tidak mengganggu kenyamanan kita. Meskipun nyaman, comfort zone juga berpotensi menjadi tempat kita terjebak dalam siklus stagnasi. Ketika kita terlalu lama tinggal di zona nyaman, kita cenderung kehilangan motivasi untuk pertumbuhan pribadi, dan kita mungkin melewatkan peluang-peluang baru yang menghampiri.
Sebaliknya, growth zone adalah tempat perubahan terjadi. Ini adalah area kita menantang diri sendiri, mengeksplorasi hal-hal baru, dan menghadapi ke tidak nyamanan. Ketika kita memasuki growth zone, kita memungkinkan diri kita tumbuh, belajar, dan berkembang sebagai individu. Meskipun seringkali tidak nyaman, itulah tempat potensi penuh kita diraih.
Ciri – Ciri Comfort Zone
Sebagian besar dari kita mungkin menganggap situasi kita sudah melakukan pekerjaan dengan biasa, sudah menguasai, melakukan tanpa harus mikir sesuatu yang berat, tidak ada risiko, itu sesuatu yang privilege. Ketika hal itu di aplikasikan dalam kehidupan pribadi nanti impactnya terhadap keberhasilan. Kesuksesan yang diraih dan karir juga dengan cara yang kita anggap sebagai privilage tadi itu itu tercapai atau tidak. Hal itu yang mungkin sangat bertentangan. Comfort zone berkaitan dengan pekerjaan karena banyak orang menganggap kalau sudah mapan. Ketika ada orang dimutasi pertanyaan pertamanya, bukan mengucapkan terima kasih karena sudah diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri tetapi pertanyaannya adalah salahnya dimana sampai bisa di mutasi. Supaya tidak keluar jauh dari jalur perlu kita samakan persepsi tentang zona nyaman dalam konteks lingkungan pekerjaan.
Misalnya dari sebuah jabatan ada orang baru, dalam setahun orang itu akan belajar mengenal pekerjaannya, hal itu belum tercipta zona nyaman karena orang tersebut masih belajar untuk menjadi terbiasa. Pada tahun kedua orang tersebut sudah mulai terampil dan bisa mengatasi hal-hal yang sulit. Pada tahun ketiga orang tersebut harus mencari tantangan yang baru atau dia harus mengeksplorasi hal-hal baru.
Situasi saat ini berubah terus-menerus dan makin cepat perubahannya. Karyawan atau Perusahaan yang tidak berkembang dari tahun ke tahun, kita bisa menyampaikan kepada ownernya, karyawannya maupun dari manajemennyanya. Karena ciri-ciri dari comfort zone yaitu tidak melakukan inovasi dan tidak menyesuaikan dengan tuntutan-tuntutan yang baru.
Comfort Zone berkonotasi Negatif?
Apakah Comfort Zone itu selalu berkonotasi negative? jawabannya tidak karena kalau seseorang bisa melakukan sesuatu dengan baik untuk mencapai produktivitas pastinya butuh stabilitas, stabilitas itu bisa di katakan comfort zone dalam batas tertentu yang harus tercapai. Misalnya setiap pekerjaan pasti terdapat sop dan tata tertibnya, jobdesk-nya yang jelas, sistem yang mengatur jelas, dan target yang jelas dari apa yang dia kerjakan. Jika semua itu tidak dilakukan maka sistemnya menjadi berantakan dan tidak tertata. Hal itu adalah konotasi positif dari zona nyaman, jadi peran manajemen untuk mencipatkan zona nyaman untuk karyawan sangat penting.
Ketika kita melakukan pekerjaan yang rutin kita harus mencoba selalu mencari opportunity for improvement hal itu membuat kita menemukan sesuatu yang baru dan dapat memperbaiki peluang-peluang yang ada. Perlu adanya evaluasi untuk mengetahui inflasi target dari karyawan.
inflasi segala macam perubahan-perubahan terjadi terus-menerus, perusahaan juga harus menyiapkan dana investasi untuk pengembangan-pengembangan yang ada. Karena saat ini banyak tuntutan teknologi dan sebagainya. Comfort Zone itu harus diciptakan untuk menuju Growth Zone, dampak dari tidak adanya convert zone pekerjaan menjadi tidak karuan.
Pentingnya keluar dari Comfort Zone
Comfort Zone tidak selalu berkonotasi negatif karena untuk mencapai growth zone juga harus ada kenyamanan di setiap kondisi
Pentingnya Keluar dari zona nyaman
- Pertumbuhan Pribadi
- Inovasi dan Kreativitas
- Memperluas Jaringan
- Meningkatkan Kebahagiaan