Kami menggunakan pendekatan yang menekankan pada proses consulting untuk memastikan adanya transfer pengetahuan dari konsultan ke perusahaan dalam penanganan yang kami berikan.

Untuk mendapatkan SDM yang unggul haruslah ditunjang dengan serangkaian HR Planning & Process yang strategis, terstruktur dan integral. Untuk menjawab kebutuhan tersebut sistem pengelolaan terhadap karyawan, harus dilakukan seefektif serta seobyektif mungkin. Dimulai dari tahapan merumuskan visi misi perusahaan, menetapkan struktur organisasi serta job description yang relevan.

Diawali dengan melakukan kajian terhadap organisasi dan job description sesuai dengan fungsi yang seharusnya yang ada di dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan akan dapat lebih memperjelas tugas dan tanggung jawab setiap karyawan sesuai dengan fungsi seharusnya, serta untuk menghindarkan adanya tumpang tindih tugas antar karyawan.

Pertumbuhan dan kemajuan organisasi harus diimbangi dengan kualitas SDM yang memadai disertai dengan ketepatan dan kecepatan pemenuhan kebutuhannya. Di samping itu juga tantangan untuk mempertahankan nilai kompetitif adalah dengan menjaga produktivitas dari sumber daya yang ada.

Tidak dapat disangkal bahwa kita melihat juga bahwa terjadi ketidakrataan produktivitas karyawan yang ada. Di bagian-bagian tertentu terjadi penumpukan pekerjaan. Namun di bagian yang lain, kita melihat banyak karyawan yang belum bekerja dengan optimal. Sementara itu juga, Manajemen juga kesulitan merumuskan formula yang tepat untuk menetapkan jumlah kebutuhan tenaga kerja pada tiap unit yang ada. Jika permintaan tersebut tidak terpenuhi, operasional kerja bisa saja terganggu. Tentu saja hal ini tidak diinginkan oleh manajemen karena pasti akan berdampak pada penurunan kinerja.

Pesatnya kompetisi bisnis menetapkan persyaratan demi peningkatan kualitas, membuat organisasi harus mempunyai ketentuan yang mengatur tentang formasi tenaga kerja. Oleh karena itu manajemen perlu membuat perhitungan analisis beban kerja untuk penetapan formasi tenaga kerja, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar yang jelas dalam melakukan perencanaan tenaga kerja di masing-masing unit kerja.

Competence Based Human Resources Management (CBHRM) merupakan pengelolaan pegawai secara optimal yang prosesnya didasarkan pada informasi tentang kebutuhan kompetensi dalam organisasi dan informasi tentang kompetensi individu. Implementasi CBHRM merupakan salah satu inisiatif strategis yang disiapkan untuk mentransformasikan SDM. Pengembangan CBHRM merupakan kata kunci agar perusahaan yang sukses memiliki life cycle yang panjang.

Untuk menuju CBHRM, maka yang paling mendasar adalah perusahaan melakukan profilling competency, yaitu kegiatan untuk memotret kebutuhan kompetensi setiap pemangku jabatan yang ada di dalam perusahaan, baik struktural maupun fungsional. Hasil profilling competency tersebut akan disusun dalam suatu Kamus Kompetensi (Directory Competency) dan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) yang menjadi landasan untuk melakukan berbagai proses implementasi manajemen sumber daya manusia berbasis kompetensi, antara lain :

Rekrutmen & SeleksiPengembangan KaryawanManajemen KinerjaPengembangan Karir, Sistem Imbal Jasa dan Talent Management

Untuk mendapatkan SDM yang unggul haruslah ditunjang dengan serangkaian HR Planning & Process yang strategis, terstruktur, dan integral. Untuk menjawab kebutuhan tersebut sistem pengelolaan terhadap karyawan, harus dilakukan seefektif serta seobyektif mungkin.

Menjawab kebutuhan tersebut, organisasi  perlu memperhatikan sistem pengelolaan SDM khususnya dalam menetapkan dan memantau serta mengevaluasi kinerja karyawan. Untuk melaksanakan dan mendapatkan hasil pengukuran kinerja yang efektif dan obyektif serta komprehensif selaras dengan strategi perusahaan, maka perlu disusun Key Performance Indicators (KPI)  dengan berbasis pada Balanced Scorecard.

Dengan pembenahan dan penyempurnaan KPI dengan berbasis pada Balanced Scorecard, maka Manajemen akan memiliki Pedoman KPI yang jelas, komprehensif, dan obyektif selaras dengan sasaran kinerja perusahaan mulai dari tingkatan korporat, departemen sampai dengan individu.

Dalam penerapannya hasil yang akan diperoleh oleh organisasi berupa profil tingkat kinerja pegawai  secara fair dan obyektif. Sehingga hal tersebut akan membantu Manajemen dalam menentukan program pengembangan dan pelatihan, pengelolaan serta penetapan sistem reward-nya.

Tugas penting manajemen perusahaan salah satunya adalah mendayagunakan SDM agar mampu dan mau bekerja secara optimal demi tercapainya tujuan organisasi. Karyawan akan mampu dan juga mau bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya; serta bila ia bisa memenuhi berbagai kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. Hal tersebut dapat diartikan bahwa karyawan harus ditempatkan pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya dengan tidak melupakan pertimbangan upaya pemenuhan kebutuhannya.

Karena itu penting disusun manajemen karier. Perencanaan karier adalah suatu proses yang bertujuan agar SDM di perusahaan dapat dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuannya sehingga bisa berfungsi dengan baik dan optimal bagi perusahaan. Penempatan karyawan pada jabatan yang sesuai tidak selalu mudah untuk dilakukan. Penempatan yang sesuai tersebut perlu didasarkan pada pengetahuan yang lengkap tentang karakteristik karyawan, karakteristik jabatan dan kesesuaian antara kedua jenis karakteristik tersebut.

Sebagai salah satu aset yang paling berharga bagi perusahaan, Manajemen perlu memikirkan strategi atau cara khusus untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan, terutama pada karyawan-karyawan terbaik yang menjadi harapan bagi masa depan perusahaan.

Salah satu cara adalah dengan sistem remunerasi yang tepat. Sistem remunerasi yang baik dan kompetitif tidak hanya berdampak positif bagi karyawan internal, namun juga dapat membantu perusahaan untuk menarik minat dan bakat calon-calon karyawan sesuai dengan skill dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Sistem remunerasi dapat didasarkan pada pembaruan ketentuan Pemerintah, melakukan pembandingan/benchmarking dengan perusahaan lain yang sejenis, dan perbaikan sistem internal.

Kami menyadari bahwa pada satu titik tertentu, organisasi perlu melihat kembali proses yang sedang berlangsung dan melakukan perubahan yang diperlukan yang terkadang cukup fundamental. Perubahan tersebut adalah melakukan proses transformasi  dengan tujuan perusahaan tetap sustain, efisien dan profitable.

Terdapat beberapa tahapan dalam melakukan proses transformasi baik dari sisi organisasi maupun dari sisi proses kerja yang perlu dilakukan secara kontinyu dan menjadi standar yang baru. Kami siap membantu untuk memetakan kondisi Perusahaan dan melakukan pendampingan untuk bersama sama menjalankan proses transformasi tersebut.

Program pelayanan tepadu disediakan organisasi kepada karyawan dan anggota keluarganya untuk membantu karyawan dalam mengatasi berbagai masalah yang dimungkinkan akan mempengaruhi kinerja. Dengan diterapkannya EAP sebagai metode intervensi diharapkan mampu mengantisipasi terjadinya penurunan kinerja maupun kemungkinan pengunduran diri karyawan akibat stres kerja yang diabaikan organisasi.

Program pendampingan dengan tujuan khusus bisa didesain sesuai dengan tujuan organisasi, misalnya perusahaan yang akan melakukan penutupan usaha, perlu memberikan support mental kepada karyawan sehingga karyawan tetap memberikan rasa aman dan menghindarkan situasi lebih buruk bagi perusahaan.