Daftar Isi

Penjelasan & Contoh Cultural Fit Test dan Cultural Add

Daftar Isi
Terima insight SDM terbaru, langsung via email mingguan
Newsletter

Dengan klik tombol Berlangganan, saya menyetujui untuk menerima email berita dan pemberitahuan dari Magnet Solusi Integra.

Ikuti akun media sosial resmi Magnet Solusi Integra

Dalam proses rekrutmen modern, istilah cultural fit dan cultural add menjadi dua konsep penting yang sering menjadi bahan pertimbangan HR dalam menilai kandidat.

Cultural fit merujuk pada sejauh mana seorang kandidat cocok dengan nilai-nilai, norma, dan cara kerja yang sudah ada dalam perusahaan.

Kandidat yang dianggap fit biasanya mampu beradaptasi dengan cepat, menunjukkan keselarasan dengan gaya komunikasi tim, dan mendukung budaya organisasi yang telah terbentuk.

Konsep ini sering digunakan untuk menjaga stabilitas tim dan menghindari konflik internal.

Namun, pendekatan ini memiliki kelemahan karena bisa secara tidak sadar mendorong homogenitas dan menghambat inovasi.

Sebaliknya, cultural add menekankan pada kontribusi unik yang dapat diberikan kandidat terhadap budaya perusahaan.

Alih-alih mencari kesamaan, perusahaan yang berorientasi pada cultural add justru mencari keragaman perspektif, latar belakang, dan pengalaman yang bisa memperkaya ekosistem kerja.

Kandidat yang membawa nilai baru dianggap sebagai agen perubahan yang dapat mendorong pertumbuhan dan inovasi.

Pendekatan ini menjadi semakin relevan dalam era inklusivitas dan dinamika global yang menuntut perusahaan untuk lebih adaptif dan terbuka terhadap perbedaan.

Oleh karena itu, idealnya, proses seleksi tidak hanya terpaku pada mencari mereka yang “cocok” secara budaya, tetapi juga mempertimbangkan siapa yang bisa membawa sesuatu yang berbeda dan berdampak positif bagi organisasi.

cultural fit dan cultural add

Baca Juga: Kamus Kompetensi: Jabatan, Teknis, & Manajerial!

Definisi Cultural Fit

Cultural fit adalah istilah yang banyak digunakan dalam proses rekrutmen untuk menggambarkan kesesuaian antara nilai, keyakinan, dan perilaku kandidat dengan budaya yang sudah ada di dalam organisasi.

Sederhananya, apakah orang ini “klik” dengan cara kerja dan cara berpikir perusahaan?

Kalau Anda pernah menonton film tentang startup Silicon Valley, Anda mungkin familiar dengan suasana kerja yang cepat, informal, dan penuh tantangan.

Nah, seorang kandidat yang menyukai struktur, keteraturan, dan tidak suka perubahan mendadak kemungkinan besar akan kesulitan untuk bertahan di lingkungan seperti itu.

Bukan karena dia tidak pintar, tapi karena gaya kerjanya tidak sejalan.

Organisasi biasanya mencari fit karena alasan yang sederhana: mereka ingin menjaga harmoni. Kalau semua orang punya gaya komunikasi dan nilai yang mirip, maka kerja sama jadi lebih mudah.

Lebih sedikit konflik. Lebih cepat ambil keputusan. Itulah kenapa perusahaan-perusahaan sering menggunakan tes psikologis, diskusi tentang value, bahkan pertanyaan-pertanyaan seputar gaya hidup saat interview, hanya untuk mengukur satu hal: cocok atau tidak.

Tapi, cultural fit punya satu sisi gelap. Ia bisa membuat organisasi jadi terlalu homogen. Terlalu mirip. Terlalu nyaman.

Dan pada akhirnya, terlalu lambat beradaptasi.

Definisi Cultural Add

Kalau cultural fit mencari yang serupa, maka cultural add justru kebalikannya. Ia mencari perbedaan yang memperkaya.

Konsep ini muncul dari kesadaran bahwa organisasi perlu berkembang.

Dan untuk berkembang, perusahaan perlu sudut pandang baru. Sesuatu yang “tidak seperti biasanya”.

Orang-orang yang bisa membawa energi baru, cara pikir baru, bahkan kadang budaya kerja yang berbeda tapi tetap bisa berkontribusi positif.

Cultural add bukan berarti asal berbeda. Bukan juga sekadar ingin tampil eksentrik.

Ini tentang bagaimana seseorang bisa membawa nilai-nilai yang belum ada di dalam organisasi, dan nilai-nilai itu justru memperkaya dan memperluas kapasitas organisasi dalam menghadapi tantangan baru.

Misalnya, sebuah perusahaan yang sangat teknokratis dan terbiasa dengan angka-angka mulai menyadari bahwa mereka kesulitan membangun hubungan emosional dengan pelanggan.

Maka mereka mulai mencari kandidat yang punya kepekaan terhadap manusia.

Orang yang bisa mengajarkan empati. Yang bisa mengajak tim untuk tidak hanya berpikir data, tapi juga memahami cerita di balik data.

Di situlah cultural add menjadi kunci. Bukan mencari orang yang mirip, tapi yang bisa menambahkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada.

Manfaat Cultural Fit

Cultural fit memiliki banyak manfaat yang dapat memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan bagi perusahaan.

Karyawan yang merasa terhubung dengan nilai-nilai dan lingkungan perusahaan cenderung lebih bertahan lama, mengurangi angka pergantian yang dapat mengganggu kestabilan tim dan mempengaruhi produktivitas.

1. Meningkatkan Retensi Karyawan

Salah satu manfaat utama dari cultural fit adalah meningkatkan tingkat retensi karyawan.

Ketika karyawan merasa bahwa nilai-nilai dan budaya perusahaan sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka, mereka merasa lebih dihargai dan diterima dalam lingkungan kerja.

Perasaan keterhubungan ini menciptakan rasa loyalitas yang lebih kuat terhadap perusahaan, yang mengurangi angka pergantian karyawan.

Perusahaan yang dapat menjaga karyawan mereka dalam jangka waktu yang lebih lama tidak hanya mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan, tetapi juga menciptakan tim yang lebih berpengalaman dan berkomitmen, yang dapat berkontribusi lebih besar terhadap keberhasilan organisasi.

2. Meningkatkan Kolaborasi Tim

Culture fit juga memainkan peran besar dalam memperkuat kolaborasi tim.

Ketika seluruh tim berbagi nilai yang serupa, mereka cenderung memiliki cara berpikir yang sejalan dan bisa berkomunikasi dengan lebih baik.

Ketika karyawan memahami dan mengapresiasi budaya kerja yang ada, mereka akan merasa lebih mudah untuk berinteraksi, berbagi ide, dan mendukung satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama.

Ini menciptakan suasana kerja yang lebih harmonis dan produktif, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja tim secara keseluruhan.

3. Meningkatkan Kinerja Jangka Panjang

Karyawan yang merasa terhubung dengan budaya perusahaan memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi dalam pekerjaan mereka, yang mendorong mereka untuk bekerja lebih keras dan lebih berkomitmen dalam mencapai tujuan organisasi.

Karyawan yang merasa dihargai karena kecocokan mereka dengan budaya organisasi juga cenderung lebih bertahan lama, dan dengan retensi yang lebih tinggi, mereka memiliki kesempatan untuk berkembang lebih jauh dalam perusahaan.

Hal ini berkontribusi pada kinerja jangka panjang yang lebih stabil dan lebih baik karena karyawan yang terlibat dan puas akan lebih produktif serta berkontribusi pada perkembangan perusahaan dalam jangka panjang.

4. Memperkuat Komunikasi Internal

Ketika karyawan memahami dan menghargai budaya perusahaan, komunikasi internal menjadi lebih lancar dan efektif.

Culture fit mendorong tim untuk lebih terbuka dalam berbagi ide, memberikan umpan balik konstruktif, dan mengatasi masalah bersama.

Karyawan yang terikat dengan nilai-nilai perusahaan lebih cenderung untuk berbicara secara terbuka, yang memperkuat ikatan dalam tim.

Komunikasi yang baik di dalam organisasi memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan membantu mencegah kesalahpahaman yang dapat merugikan organisasi.

Manfaat Cultural Add

Cultural add menawarkan sejumlah manfaat yang dapat memperkaya perusahaan dengan perspektif baru dan mendalam.

Mengadopsi prinsip cultural add memungkinkan perusahaan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan pasar, meningkatkan inovasi, dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan terbuka.

1. Meningkatkan Inovasi dan Kreativitas

Salah satu manfaat terbesar dari cultural add adalah peningkatan inovasi dan kreativitas dalam perusahaan.

Ketika individu dengan latar belakang yang beragam bergabung, mereka membawa perspektif dan cara berpikir yang berbeda.

Beragam pengalaman dan pandangan yang dibawa oleh anggota tim yang beragam memungkinkan terciptanya solusi baru dan ide-ide kreatif yang tidak akan muncul dalam tim yang homogen.

Keberagaman ini menciptakan atmosfer yang subur untuk inovasi, yang sangat penting untuk tetap kompetitif di pasar yang terus berubah.

Dengan ide-ide baru dan pendekatan yang berbeda, perusahaan dapat mengembangkan produk atau layanan yang lebih relevan dan berdaya saing tinggi.

2. Meningkatkan Keberagaman Pemikiran

Dengan cultural add, perusahaan tidak hanya mencari orang yang “cocok”, tetapi mereka juga mencari orang yang dapat membawa perspektif yang berbeda.

Keberagaman pemikiran ini memperkaya proses pengambilan keputusan, memungkinkan perusahaan untuk melihat masalah dari berbagai sisi dan menemukan solusi yang lebih holistik.

Ketika berbagai latar belakang dan pengalaman digabungkan, tim dapat mengatasi tantangan dengan cara yang lebih kreatif dan efektif.

Hal ini juga meningkatkan kemampuan tim untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dan tantangan yang kompleks di pasar global.

3. Memperluas Jaringan dan Hubungan

Karyawan yang berasal dari latar belakang yang berbeda sering membawa serta jaringan sosial dan profesional yang lebih luas.

Jaringan ini dapat membuka peluang bisnis baru, memperkenalkan perusahaan pada pasar atau klien baru, dan memberikan wawasan yang lebih dalam tentang tren industri atau budaya yang berkembang.

Dengan cultural add, perusahaan memperoleh keuntungan dalam bentuk akses yang lebih luas ke berbagai koneksi dan sumber daya, yang dapat membantu mempercepat ekspansi dan pertumbuhan mereka.

Keberagaman dalam tim memungkinkan perusahaan untuk terhubung dengan berbagai kelompok, membangun hubungan yang lebih kuat, dan meningkatkan posisi mereka di pasar global.

4. Menjadi Lebih Adaptif terhadap Perubahan

Keberagaman yang dibawa oleh cultural add membantu perusahaan menjadi lebih adaptif terhadap perubahan.

Anggota tim yang memiliki berbagai pengalaman dan latar belakang biasanya lebih terbuka terhadap perubahan dan lebih siap untuk menghadapi tantangan yang baru.

Mereka terbiasa beroperasi dalam lingkungan yang beragam, sehingga mereka lebih fleksibel dan lebih cepat dalam merespons perubahan dalam pasar atau industri.

Perusahaan yang memiliki tim yang beragam cenderung lebih tangguh dalam menghadapi ketidakpastian dan perubahan, karena mereka memiliki berbagai perspektif dan keterampilan untuk menangani situasi yang kompleks.

Tips untuk Perusahaan dalam Menerapkan Cultural Fit dan Cultural Add

Dalam dunia bisnis yang kompetitif ini, mengadopsi kedua konsep ini cultural fit dan cultural add dapat sangat berpengaruh terhadap kesuksesan perusahaan.

Menggabungkan keduanya dengan bijak bukan hanya tentang mencocokkan karyawan dengan budaya yang ada, tetapi juga memperkaya tim dengan perspektif baru yang dapat mendorong inovasi dan pertumbuhan.

Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu perusahaan dalam menerapkan kedua konsep ini.

1. Tetapkan Definisi yang Jelas untuk Cultural Fit dan Cultural Add

Sebelum memulai rekrutmen atau proses seleksi, pastikan bahwa perusahaan memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dimaksud dengan cultural fit dan cultural add.

Cultural fit berarti kecocokan antara individu dengan nilai-nilai dan budaya yang ada dalam organisasi, sedangkan cultural add berarti mencari individu yang dapat memperkaya budaya tersebut dengan perspektif dan pengalaman yang berbeda.

Definisikan dengan jelas karakteristik dan nilai-nilai yang diinginkan dalam kedua konsep ini, agar dapat diterjemahkan secara objektif dalam proses rekrutmen.

2. Ciptakan Proses Rekrutmen yang Inklusif

Perusahaan harus memastikan bahwa mereka menerapkan pendekatan yang inklusif dalam proses rekrutmen mereka.

Ini berarti tidak hanya fokus pada kecocokan budaya yang sudah ada, tetapi juga memberi ruang bagi keberagaman dalam tim.

Proses seleksi yang inklusif akan membantu perusahaan untuk menemukan kandidat dengan latar belakang yang berbeda, yang dapat memperkaya tim dengan cara berpikir yang berbeda.

Dengan demikian, perusahaan dapat menjaga keseimbangan antara mempertahankan budaya yang sudah ada dan menambahkan elemen baru yang membawa perspektif berbeda.

3. Kembangkan Proses Onboarding yang Mendukung Kedua Konsep

Setelah merekrut karyawan yang sesuai dengan cultural fit dan cultural add, perusahaan harus memastikan bahwa proses onboarding dirancang untuk mendukung kedua elemen ini.

Bagi karyawan yang cocok dengan budaya perusahaan, proses onboarding harus membantu mereka merasa diterima dan dihargai dalam lingkungan yang sudah ada.

Sementara itu, untuk karyawan yang membawa cultural add, proses onboarding harus membantu mereka menavigasi perbedaan budaya yang ada dan mendorong mereka untuk berbagi ide serta kontribusi mereka.

Hal ini akan mempermudah integrasi mereka dalam tim dan membantu mereka merasa lebih diterima.

4. Pastikan Keterlibatan dan Komunikasi Terbuka

Menciptakan budaya yang seimbang antara cultural fit dan cultural add membutuhkan keterlibatan dan komunikasi yang terbuka.

Perusahaan harus mendorong dialog terbuka di antara anggota tim untuk berbagi pemikiran dan ide mereka.

Komunikasi yang efektif membantu tim untuk lebih memahami perspektif satu sama lain dan menghargai perbedaan.

Perusahaan juga harus menciptakan lingkungan yang aman dan terbuka bagi karyawan yang membawa perspektif baru untuk berbicara dan memberikan masukan tanpa rasa takut akan penolakan atau diskriminasi.

5. Lakukan Evaluasi Berkala terhadap Kecocokan Budaya

Setelah karyawan berada di perusahaan, sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan evaluasi berkala mengenai sejauh mana mereka merasa terhubung dengan budaya yang ada.

Bagi karyawan yang sudah beradaptasi dengan budaya perusahaan (cultural fit), perusahaan harus memonitor apakah mereka masih merasa terlibat dan puas dengan pekerjaan mereka.

Bagi karyawan dengan cultural add, evaluasi ini akan membantu perusahaan mengetahui bagaimana kontribusi mereka terhadap budaya perusahaan serta bagaimana mereka menyesuaikan diri dalam tim.

Dengan evaluasi yang teratur, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan keberagaman dan keterlibatan karyawan.

Baca Juga: Analisis Beban Kerja: Indikator, Kuesioner, & Tujuan!

Interview Cultural Fit

Interview untuk mengukur cultural fit sering kali bukan tentang jawaban benar atau salah. Ini bukan seperti tes ujian nasional.

Ini lebih mirip proses mengenal seseorang di tingkat yang lebih dalam—lebih ke arah “apakah kami bisa bekerja bersama?” daripada “seberapa pintar kamu?”.

Pertanyaannya bisa tampak biasa saja, tapi sebenarnya dirancang untuk menggali nilai-nilai, cara berpikir, dan gaya berinteraksi seseorang.

Misalnya, pewawancara bisa bertanya, “Ceritakan bagaimana kamu menghadapi konflik di tim,” atau “Bagaimana kamu beradaptasi di lingkungan kerja baru?”

Pertanyaan seperti ini tidak butuh jawaban heroik. Yang dicari justru adalah cara kandidat menyikapi situasi.

Apakah dia lebih senang menyelesaikan konflik lewat diskusi langsung? Apakah dia menghargai konsensus? Apakah dia nyaman dengan struktur yang datar atau lebih suka struktur hierarkis?

Hal-hal seperti ini membantu perusahaan memahami apakah gaya kerja kandidat akan selaras dengan budaya tim.

Di perusahaan yang sangat cepat dan penuh eksperimen, kandidat yang terlalu menunggu instruksi bisa dianggap tidak cocok.

Sebaliknya, di organisasi yang sangat terstruktur, kandidat yang terlalu spontan dan improvisatif bisa dianggap “liar”.

Proses interview cultural fit biasanya melibatkan lebih dari satu pewawancara.

Bahkan, ada perusahaan yang sengaja mengajak calon karyawan untuk bertemu beberapa orang dari tim, sekadar untuk ngobrol.

Bukan wawancara formal, tapi ngobrol biasa.

Di situ akan terlihat, apakah ada chemistry? Apakah pembicaraan mengalir? Apakah kandidat merasa nyaman?

Karena pada akhirnya, fit itu terasa.

Bukan cuma dinilai lewat kata-kata, tapi lewat energi saat berinteraksi.

Dan di dunia yang makin digital, menemukan kecocokan seperti itu semakin penting karena komunikasi dan kolaborasi sudah melampaui ruang fisik.

Interview Cultural Add

Berbeda dengan fit, interview untuk cultural add bukan untuk mencari orang yang mirip, tapi justru yang berbeda asal perbedaannya bermakna dan sehat.

Maka prosesnya pun harus dirancang dengan hati-hati. Tujuannya bukan menilai “apakah kamu cocok dengan kami?”, tapi lebih ke “apa yang bisa kamu tambahkan untuk membuat kami lebih baik?”

Pertanyaan-pertanyaan dalam interview cultural add biasanya dirancang untuk menggali pengalaman yang unik.

Misalnya, “Pernahkah kamu bekerja di lingkungan yang berbeda dengan nilai pribadi kamu? Bagaimana kamu mengelolanya?” atau “Apa nilai atau cara kerja yang kamu yakini tapi belum kamu temukan di tempat kerja sebelumnya?”

Pertanyaan ini membantu pewawancara memahami apa yang dibawa kandidat nilai, cara pandang, bahkan praktik kerja yang mungkin bisa memperkaya organisasi.

Interview ini juga menuntut kebesaran hati dari pewawancara.

Karena bisa jadi mereka akan mendengar pandangan yang berbeda dari kebiasaan di perusahaan.

Dan itu baik. Karena memang tujuan dari cultural add adalah membawa perspektif baru.

Yang menarik, interview add ini juga bisa membuka ruang refleksi bagi perusahaan.

Kadang-kadang, saat mendengar kandidat bercerita, pewawancara justru sadar bahwa timnya terlalu seragam. Terlalu nyaman.

Dan terlalu jarang ditantang untuk berpikir beda.

Idealnya, proses interview cultural add dilakukan oleh tim yang cukup matang dan terbuka terhadap perbedaan.

Karena kalau tidak, kandidat yang sebenarnya potensial bisa “dimentahkan” hanya karena “terlalu beda”. Padahal, mungkin justru dialah yang dibutuhkan untuk mendorong perubahan.

Baca Juga: Contoh Soal Assessment Promosi Jabatan Dan Panduannya!

Contoh Interview Cultural Fit

Dalam interview cultural fit, kuncinya bukan bertanya soal hal-hal besar atau visi jangka panjang, tapi lebih ke keseharian: bagaimana seseorang berpikir, mengambil keputusan, dan bekerja bersama orang lain. Pertanyaannya tidak harus terdengar “HR banget”.

Yang penting, bisa menggambarkan sikap, bukan sekadar capaian.

Berikut contoh-contoh pertanyaan interview cultural fit yang banyak digunakan di perusahaan modern:

1. “Ceritakan tentang tim terbaik yang pernah kamu ikuti. Apa yang membuat tim itu spesial menurutmu?

Pertanyaan ini menggali preferensi kerja seseorang. Apakah dia lebih suka tim yang terstruktur? Atau tim yang cair? Apakah dia senang lingkungan kolaboratif atau justru lebih individual?

2. “Bagaimana kamu menyikapi umpan balik dari rekan kerja atau atasan?

Ini menyentuh sikap terhadap budaya evaluasi. Apakah kandidat terbuka terhadap kritik? Atau defensif?

3. “Ketika kamu tidak setuju dengan keputusan tim, apa yang biasanya kamu lakukan?

Dari sini bisa terlihat bagaimana kandidat menyampaikan perbedaan pendapat. Apakah frontal? Diam? Atau mencoba negosiasi?

4. “Apa yang kamu cari dari lingkungan kerja yang ideal?

Jawaban dari pertanyaan ini langsung menyentuh nilai-nilai personal. Apakah dia mencari kecepatan? Struktur? Otonomi? Keterbukaan?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini tidak perlu ditanyai semuanya sekaligus.

Cukup pilih dua atau tiga yang paling relevan.

Yang penting bukan seberapa banyak ditanya, tapi seberapa dalam interaksi yang terjadi.

Dan jangan lupa: yang dinilai bukan hanya isi jawaban, tapi juga ekspresinya.

Semangatnya. Dan apakah ceritanya terdengar otentik atau hanya skrip yang sudah dihafalkan.

Contoh Interview Cultural Add

Interview untuk cultural add bukan tentang kesamaan, tapi keberanian untuk membawa perbedaan dengan tetap menghargai sistem yang ada.

Di sini, pewawancara harus membuka ruang eksplorasi. Jangan buru-buru menilai “aneh” atau “tidak cocok”.

Justru lihat, apa yang bisa dipelajari dari sudut pandang yang dibawa kandidat.

Berikut beberapa contoh pertanyaan untuk menggali cultural add:

1. “Apa satu nilai atau kebiasaan kerja yang kamu miliki tapi belum banyak ditemukan di perusahaan tempat kamu bekerja sebelumnya?

Ini memberi kandidat ruang untuk menunjukkan karakter uniknya. Bisa jadi tentang inklusivitas, kerja lintas budaya, atau cara baru menyelesaikan konflik. 

2. “Pernahkah kamu merasa ‘berbeda’ dalam tim? Bagaimana kamu menghadapinya?

Pertanyaan ini menggali kemampuan beradaptasi, sekaligus bagaimana kandidat membawa perbedaan tanpa menyingkirkan orang lain.

3. “Apa satu perubahan yang kamu ingin lihat di tempat kerja, dan bagaimana kamu akan mulai menginisiasinya?

Ini mengukur kontribusi jangka panjang. Apakah kandidat punya visi? Dan apakah visinya membangun?

4. “Pernahkah kamu diminta untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan prinsip kerjamu? Apa yang kamu lakukan?

Pertanyaan ini menyentuh integritas dan nilai-nilai personal yang bisa memperkuat budaya perusahaan ke depan.

Interview cultural add lebih banyak menggali masa lalu, refleksi pribadi, dan keinginan akan perubahan. Pewawancara perlu bersiap untuk mendengar sudut pandang yang tidak nyaman.

Tapi justru dari situlah sering muncul benih-benih transformasi.

cultural fit dan cultural add

Di tengah tantangan menemukan kandidat yang tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga selaras dengan budaya perusahaan, assessment centre hadir sebagai solusi strategis yang terbukti efektif.

Metode ini tidak hanya menilai kemampuan individu melalui simulasi dunia kerja nyata, tetapi juga mengungkap potensi kandidat dalam beradaptasi dengan budaya perusahaan (cultural fit) maupun kontribusi unik yang bisa mereka bawa (cultural add).

Bayangkan Anda bisa menilai tidak hanya apakah seseorang “cocok”, tapi juga apakah mereka bisa membawa warna baru yang memperkaya dinamika tim Anda semua itu bisa diungkap lewat assessment yang terukur, objektif, dan menyeluruh.

Jangan biarkan proses rekrutmen Anda bergantung pada intuisi semata.

Kini saatnya Anda mengambil langkah cerdas.

Dapatkan konsultasi gratis seputar implementasi assessment centre dengan klik gambar di atas atau tombol di bawah ini.👇

Picture of Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog  <strong>CEO</strong>
Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog CEO

Praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 20+ tahun di bidang rekrutmen dan pengembangan SDM.

Artikel terbaru

#ElevatingPeopleEmpoweringBusiness

Konsultasi HR yang Tepat Sekarang, Gratis!

Bangun sistem SDM yang efektif, adil, dan berdampak bersama tim konsultan berpengalaman dari Magnet Solusi Integra.

Atau booking meeting gratis via Form Booking Meeting