GOING THE EXTRA MILE

By Dra. I Novianingtyastuti,  M.M., Psikolog.

–“Go the  extra mile” artinya mengerjakan sesuatu  dengan usaha lebih. Effort yang kita berikan bukan hanya ordinary, tetapi tidak mengenal batas. Kebalikan dari idiom di atas, kita sering dengar istilah “ so – so”, artinya ya.. gitu gitu aja  lah..

Mengapa untuk sesuatu yang kita lakukan, kita diminta untuk melakukannya dengan maksimal?  Jika kita tanya kepada banyak orang, pasti akan serentak mengacungkan tangan bahwa kita ingin mendapatkan hal atau sesuatu yang istimewa. Lalu jika pertanyaan ini dilanjutkan, berapa banyak dari yang angkat tangan tersebut yang bersedia mengeluarkan upaya maksimal, bahkan jika perlu berkorban untuk mendapatkannya? Pada saat itu pasti, jumlahnya berkurang separuh lebih.

Sebenarnya sudah sangat jelas logikanya :  2+2=4,  2+22= 6, 22+22=8. Artinya mengerjakan sesuatu dengan cara biasa  maka akan mendapatkan hasil biasa-biasa saja. Namun jika kita mengerjakannya “extra miles”, maka kita juga akan mendapatkan hasil yang berlipat. Tapi mengapa ketika diminta untuk melakukan dengan ekstra, tidak banyak yang bersedia? Terdengar lucu, karena sudah jelas hubungan sebab akibatnya. Tapi begitulah yang banyak terjadi di sekitar kita.

JIka kita melakukan sesuatu di bidang yang kita tidak terlalu paham bahkan dengan target yang biasa pun, maka apa yang kita lakukan sama dengan sia-sia. Kita tidak akan mendapatkan benefit apapun.

Jika kita hanya mau melakukan sesuatu di area-area yang kita sudah kenal dan dengan target yang biasa, artinya sama dengan kita jalan di tempat. Tidak ada benefit tambahan yang kita dapatkan. Memang tidak rugi, tapi melakukan sesuatu dengan cara yang sama  dan mengharapkan hasil yang berbeda, jelas mustahil.

Jika kita melakukan sesuatu yang sudah kita kenal dan dengan target yang melebihi standar, artinya sama dengan kita hanyak melakukan sesuatu tersebut hanya agar kita tetap eksis. Atau sekedar bertanding agar kita tidak di WO (Walk Out). Kita memang mengeluarkan effort lebih karena harus mencapai target yang lebih tinggi, tapi tidak terlalu berarti karena cara yang kita lakukan begitu-begitu saja. Tidak banyak effort yang kita lakukan untuk mencari dan beradaptasi dengan hal-hal baru. Dengan cara demikian, benefit secara pribadi yang kita dapatkan tidak terlalu optimal.  Bagi orang lain pun tidak akan terlalu memberikan nilai tambah, karena banyak orang lain yang sebenarnya juga bisa melakukan seperti harapan mereka. Di area inilah kebanyakan kita berada, dan seringkali beranggapan bahwa apa yang kita lakukan sudah istimewa.

Hal yang luar biasa adalah bagaimana kita bersedia untuk melakukan hal-hal di arena yang baru, dimana konsekuensinya kita harus mengeluarkan upaya lebih untuk bisa melaksanakannya – dengan target yang “tidak biasa” / un-ordinary.  Tidak banyak orang yang mau masuk ke kuadran ini, karena banyak tantangan, banyak kemungkinan salah dan risko yang tidak bisa diantisipasi. Apalagi dengan stretchy target, kita sudah membayangkan akan banyak waktu, tenaga dan ‘biaya’ lain yang akan timbul karenanya. Namun ketika kita menyinggung hasil, saya yakin kita semua akan sepakat bahwa jika hal ini yang dilakukan, maka hasilnya akan sangat optimal dan berlipat-lipat dari sebelumnya. Namun tidak banyak orang bersedia berada di kuadran ini, karena banyak blind-area yang sangat menantang. Bukannya peluang yang dibayangkan, tetapi lebih pada krisisnya.

Setelah menyimak penjelasan di atas, kita mau tergolong yang mana? Untuk memilihnya sebenarnya mudah saja, kita tinggal memilih hasil atau akibat apa yang kita harapkan. Dari situ maka kita akan menyadari konsekuensi tindakan apa yang harusnya kita lakukan untuk mendapatkan output yang demikian. Merubah mind-set kita akan sangat membantu dalam mengarahkan energy “ do the extra mile”  . (*)