Daftar Isi
Daftar Isi
Terima insight SDM terbaru, langsung via email mingguan
Newsletter

Dengan klik tombol Berlangganan, saya menyetujui untuk menerima email berita dan pemberitahuan dari Magnet Solusi Integra.

Ikuti akun media sosial resmi Magnet Solusi Integra
job analysis

Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, perusahaan perlu memiliki pemahaman yang mendalam tentang setiap pekerjaan yang ada dalam organisasinya.

Salah satu pendekatan yang digunakan untuk memastikan efektivitas peran dan tanggung jawab dalam perusahaan adalah melalui job analysis atau analisis pekerjaan.

Job analysis berfungsi sebagai dasar dalam pengelolaan sumber daya manusia (SDM), mulai dari proses rekrutmen, pelatihan, evaluasi kinerja, hingga perencanaan suksesi.

Dengan melakukan analisis pekerjaan, perusahaan dapat menentukan keterampilan, kompetensi, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk setiap posisi sehingga dapat meningkatkan efisiensi organisasi.

Job analysis perusahaan adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan tugas, tanggung jawab, keterampilan, serta kualifikasi yang dibutuhkan untuk setiap posisi dalam organisasi.

Analisis ini bertujuan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki pemahaman yang jelas tentang peran masing-masing karyawan, sehingga dapat mendukung perencanaan tenaga kerja, rekrutmen, pelatihan, penilaian kinerja, serta pengembangan karier.

Dengan melakukan job analysis, perusahaan dapat menyusun deskripsi pekerjaan yang akurat, menetapkan standar kompetensi yang dibutuhkan, serta menciptakan sistem kompensasi yang adil dan sesuai dengan beban kerja.

Selain itu, analisis ini membantu manajemen dalam mengoptimalkan efisiensi operasional dan memastikan bahwa setiap posisi dalam organisasi selaras dengan tujuan strategis perusahaan.

Baca Juga: Talent Pool: Definisi, Contoh, Pool BUMN & ASN

job analysis

Pengertian Job Analysis?

Job analysis atau analisis pekerjaan adalah suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, mempelajari, dan mendokumentasikan informasi mengenai suatu pekerjaan dalam organisasi.

Proses ini bertujuan untuk memahami tugas, tanggung jawab, serta persyaratan yang diperlukan dalam suatu posisi guna memastikan efektivitas tenaga kerja.

Job analysis tidak hanya mencakup identifikasi tugas-tugas spesifik yang harus dilakukan oleh seorang karyawan, tetapi juga keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut dengan baik.

Selain itu, analisis ini juga mempertimbangkan lingkungan kerja, alat atau teknologi yang digunakan, serta hubungan pekerjaan dengan posisi lain dalam organisasi.

Dengan melakukan job analysis, perusahaan dapat menyusun deskripsi pekerjaan yang jelas, menentukan spesifikasi pekerjaan yang sesuai, serta mengembangkan standar kinerja yang objektif.

Hal ini memungkinkan pengelolaan sumber daya manusia yang lebih efektif, termasuk dalam proses rekrutmen, pelatihan, evaluasi kinerja, hingga perencanaan pengembangan karier karyawan.

Melalui pemahaman yang mendalam terhadap setiap pekerjaan dalam organisasi, perusahaan dapat memastikan bahwa struktur tenaga kerja yang dimiliki selaras dengan tujuan strategis bisnis dan mampu meningkatkan produktivitas serta efisiensi operasional.

Tujuan dan Manfaat Job Analysis

Penerapan job analysis dalam perusahaan memiliki berbagai tujuan yang sangat penting dalam operasional bisnis, antara lain:

1. Menentukan Kualifikasi Pekerjaan

Dengan melakukan job analysis, perusahaan dapat menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat menjalankan pekerjaan dengan baik.

Ini mencakup aspek seperti tingkat pendidikan, pengalaman kerja, keterampilan teknis, dan kompetensi lainnya.

2. Meningkatkan Efektivitas Rekrutmen dan Seleksi

Proses rekrutmen dan seleksi karyawan menjadi lebih terarah karena job analysis membantu menyusun profil ideal bagi calon karyawan.

Hal ini memastikan bahwa hanya individu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang akan direkrut.

3. Membantu dalam Pelatihan dan Pengembangan Karyawan

Dengan memahami keterampilan yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan, perusahaan dapat merancang program pelatihan yang lebih efektif guna meningkatkan kompetensi karyawan dan mengurangi kesenjangan keterampilan (skill gap).

4. Menentukan Standar Evaluasi Kinerja

Job analysis berfungsi sebagai dasar dalam penyusunan indikator kinerja utama atau Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan untuk menilai produktivitas dan efektivitas kerja karyawan.

5. Mendukung Pengembangan Karier dan Perencanaan Suksesi

Informasi dari job analysis membantu dalam penyusunan jalur karier yang jelas bagi karyawan, serta mendukung perencanaan suksesi dengan menyiapkan kandidat potensial untuk posisi yang lebih tinggi.

6. Menentukan Struktur Gaji dan Kompensasi

Evaluasi pekerjaan yang dihasilkan dari job analysis digunakan untuk menyusun sistem penggajian yang adil dan kompetitif berdasarkan tingkat tanggung jawab dan kompleksitas pekerjaan.

7. Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Motivasi Karyawan

Dengan memiliki deskripsi pekerjaan yang jelas dan struktur organisasi yang transparan, karyawan dapat memahami peran dan kontribusi mereka dalam perusahaan, sehingga meningkatkan kepuasan dan motivasi kerja.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Training Needs Assessment & Template!

Komponen Job Analysis

Dalam melakukan job analysis, ada beberapa aspek utama yang dianalisis untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang suatu pekerjaan, yaitu:

1. Deskripsi Pekerjaan (Job Description)

Berisi uraian tentang tugas, tanggung jawab, wewenang, dan ruang lingkup pekerjaan.

Deskripsi ini membantu karyawan memahami apa yang diharapkan dari mereka dalam menjalankan tugas sehari-hari.

2. Spesifikasi Pekerjaan (Job Specification)

Merupakan persyaratan yang harus dimiliki oleh individu yang akan menempati posisi tersebut, seperti pendidikan, keterampilan teknis, pengalaman kerja, serta kompetensi perilaku (soft skills).

3. Standar Kinerja (Performance Standards)

Menentukan target atau hasil kerja yang harus dicapai oleh seorang karyawan dalam suatu posisi tertentu.

4. Kondisi Kerja (Working Conditions)

Menguraikan faktor lingkungan kerja, seperti jam kerja, risiko pekerjaan, serta perlengkapan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan.

5. Hubungan dengan Posisi Lain dalam Organisasi

Menganalisis bagaimana suatu pekerjaan berinteraksi dengan posisi lain dalam struktur organisasi, baik dalam hal komunikasi, koordinasi, maupun alur kerja.

Metode Job Analysis

1. Metode Observasi Langsung

Metode ini dilakukan dengan mengamati karyawan saat mereka menjalankan tugasnya untuk memahami bagaimana pekerjaan dilakukan, alat yang digunakan, serta kondisi kerja yang ada.

Metode ini cocok untuk pekerjaan manual atau rutin yang dapat diamati secara langsung, namun kurang efektif untuk pekerjaan yang melibatkan analisis atau pemikiran strategis.

2. Metode Wawancara

Dalam metode ini, karyawan atau manajer diwawancarai mengenai tugas, tanggung jawab, serta keterampilan yang dibutuhkan dalam suatu pekerjaan.

Wawancara dapat memberikan informasi yang mendalam, tetapi bisa dipengaruhi oleh subjektivitas responden.

3. Metode Kuesioner

Metode ini menggunakan formulir yang diisi oleh karyawan untuk mengumpulkan data tentang pekerjaan mereka.

Metode ini lebih efisien karena dapat menjangkau banyak karyawan sekaligus, tetapi efektivitasnya bergantung pada kejelasan pertanyaan dan keakuratan jawaban yang diberikan.

4. Metode Analisis Fungsional

Metode ini membagi pekerjaan menjadi tiga elemen utama, yaitu data, orang, dan barang atau alat, untuk memahami aspek pekerjaan yang lebih spesifik.

Metode ini cocok untuk pekerjaan yang berhubungan dengan analisis informasi atau teknologi, tetapi kurang fleksibel bagi pekerjaan yang bersifat kreatif.

5. Metode Analisis Tugas

Dalam metode ini, daftar tugas disusun berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kemudian karyawan serta supervisor diminta untuk menilai tugas-tugas tersebut berdasarkan tingkat kepentingan dan kesulitannya.

Metode ini memberikan informasi rinci mengenai setiap tugas dalam pekerjaan, meskipun prosesnya memakan waktu dan membutuhkan sumber daya yang cukup besar.

Baca Juga: Pengertian Assessment Beserta Contoh, Jenis, & Macamnya!

Contoh Job Analysis: Human Resource Manager

1. Nama Pekerjaan

Human Resource (HR) Manager

2. Departemen

Sumber Daya Manusia (SDM)

3. Tujuan Pekerjaan

Seorang HR Manager bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengelola, dan mengevaluasi kebijakan serta sistem sumber daya manusia dalam organisasi.

Peran ini bertujuan untuk memastikan operasional SDM berjalan secara efektif, efisien, dan selaras dengan tujuan perusahaan.

HR Manager harus memastikan bahwa perusahaan memiliki tenaga kerja yang kompeten, memiliki kesejahteraan yang baik, serta bekerja dalam lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan produktivitas.

Selain itu, HR Manager juga bertugas dalam meningkatkan budaya kerja yang positif dan membangun keterlibatan karyawan agar tercipta organisasi yang harmonis dan produktif.

4. Tanggung Jawab Utama

  • Mengembangkan strategi dan kebijakan SDM yang mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.
  • Memastikan kepatuhan terhadap peraturan ketenagakerjaan dan kebijakan perusahaan.
  • Mengawasi seluruh siklus SDM, termasuk rekrutmen, pelatihan, evaluasi kinerja, dan pengelolaan hubungan kerja.
  • Menganalisis kebutuhan tenaga kerja dan mengusulkan strategi rekrutmen yang efektif.
  • Mengelola sistem kompensasi dan benefit untuk memastikan kepuasan serta kesejahteraan karyawan.
  • Mengembangkan program pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan serta kinerja karyawan.
  • Membangun dan menjaga budaya kerja yang sehat dan inklusif guna meningkatkan keterlibatan serta loyalitas karyawan.
  • Menyusun dan mengimplementasikan strategi retensi karyawan untuk mengurangi tingkat turnover.
  • Menyediakan solusi terhadap permasalahan tenaga kerja, seperti konflik karyawan atau ketidaksesuaian performa kerja.
  • Menjalin komunikasi yang baik dengan manajemen puncak serta memastikan kebijakan SDM sejalan dengan visi dan misi perusahaan.

5. Tugas Rinci

  • Merancang dan melaksanakan proses rekrutmen mulai dari pencarian kandidat hingga wawancara serta seleksi akhir.
  • Melakukan analisis kebutuhan pelatihan berdasarkan evaluasi kinerja karyawan dan tren industri.
  • Mengembangkan kebijakan kerja fleksibel yang mempertimbangkan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
  • Menyusun sistem penilaian kinerja berbasis Key Performance Indicators (KPI) dan feedback 360 derajat.
  • Mengawasi administrasi terkait penggajian, pajak tenaga kerja, BPJS, dan tunjangan lain yang berlaku.
  • Menyusun strategi keterlibatan karyawan, seperti penyelenggaraan acara perusahaan dan program motivasi.
  • Menjaga hubungan industrial yang baik antara perusahaan dan karyawan melalui kebijakan yang adil dan transparan.
  • Menyediakan bimbingan dan solusi terkait permasalahan tenaga kerja kepada manajer dan pimpinan tim.
  • Menjalin hubungan dengan pihak eksternal seperti vendor pelatihan, konsultan SDM, dan lembaga ketenagakerjaan.
  • Mengembangkan mekanisme feedback bagi karyawan guna meningkatkan pengalaman kerja dan efisiensi tim.

6. Kualifikasi

  • Pendidikan: Minimal S1 dalam bidang Manajemen SDM, Psikologi, Hukum, atau bidang terkait.
  • Pengalaman: Minimal 5 tahun pengalaman di bidang SDM, dengan minimal 2 tahun dalam posisi manajerial.
  • Keahlian:
    • Pemahaman yang kuat tentang peraturan ketenagakerjaan dan praktik SDM.
    • Kemampuan analisis untuk mengembangkan kebijakan yang berbasis data.
    • Kepemimpinan yang baik dalam mengelola tim dan berkolaborasi dengan berbagai departemen.
    • Kemampuan komunikasi dan negosiasi untuk menyelesaikan konflik dan membangun hubungan kerja yang baik.
    • Penguasaan sistem HRIS (Human Resource Information System) dan perangkat lunak pengelolaan SDM.

7. Lingkungan Kerja

HR Manager bekerja di lingkungan kantor dengan interaksi intensif bersama berbagai departemen dalam perusahaan.

Sebagian besar pekerjaan dilakukan secara administratif dan strategis, dengan sesekali melakukan perjalanan dinas untuk menghadiri pelatihan, seminar, atau pertemuan dengan pihak eksternal.

Posisi ini menuntut koordinasi yang erat dengan tim manajemen, tim operasional, serta karyawan di berbagai level organisasi.

8. Peralatan yang Digunakan

  • Sistem HRIS seperti SAP SuccessFactors, Workday, atau Talenta.
  • Perangkat lunak penggajian seperti Jurnal, Sleekr, atau platform payroll lainnya.
  • Platform rekrutmen seperti LinkedIn Recruiter, JobStreet, atau Kalibrr.
  • Software komunikasi dan kolaborasi seperti Slack, Zoom, atau Microsoft Teams.
  • Spreadsheet dan dokumen manajemen seperti Google Sheets dan Microsoft Excel.

9. Hubungan Kerja

  • Laporan ke: Chief Human Resources Officer (CHRO) atau Direktur SDM.
  • Mengawasi: Tim HR termasuk HR Generalist, Talent Acquisition Specialist, dan HR Admin.
  • Berkoordinasi dengan: Tim Finance untuk penggajian, Tim Legal untuk kepatuhan hukum, dan seluruh kepala departemen terkait pengelolaan tenaga kerja.

10. Indikator Kinerja

  • Efektivitas rekrutmen: Waktu rata-rata untuk mengisi posisi kosong dan tingkat keberhasilan kandidat yang direkrut.
  • Retensi karyawan: Tingkat turnover dan alasan utama karyawan keluar dari perusahaan.
  • Tingkat kepuasan karyawan: Hasil survei kepuasan kerja dan engagement score.
  • Kepatuhan terhadap regulasi: Minimnya keluhan hukum atau sengketa ketenagakerjaan.
  • Keberhasilan program pelatihan: Jumlah peserta pelatihan dan dampaknya terhadap peningkatan kinerja.
  • Efisiensi administrasi SDM: Kelancaran pengelolaan gaji, cuti, dan tunjangan karyawan.

11. Gaji dan Benefit

  • Gaji: Rp15.000.000 – Rp25.000.000 per bulan, tergantung pada pengalaman dan industri perusahaan.
  • Tunjangan: BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, tunjangan transportasi, dan tunjangan makan.
  • Bonus: Bonus tahunan berbasis pencapaian kinerja individu dan perusahaan.
  • Fasilitas tambahan: Pelatihan profesional, asuransi tambahan, dan program kesejahteraan karyawan.
  • Work-life balance: Sistem kerja hybrid atau fleksibel sesuai kebijakan perusahaan.

Template Job Analysis

NoKategoriDeskripsi
1Nama Pekerjaan[Nama jabatan atau posisi]
2Departemen[Departemen atau divisi tempat pekerjaan ini berada]
3Tujuan Pekerjaan[Deskripsi singkat tentang tujuan utama pekerjaan]
4Tanggung Jawab Utama– [Tanggung jawab 1] – [Tanggung jawab 2] – …
5Tugas Rinci– [Tugas spesifik 1] – [Tugas spesifik 2] – …
6Kualifikasi– Pendidikan: [Minimal pendidikan yang dibutuhkan] – Pengalaman: [Minimal pengalaman kerja] – Keahlian: [Keahlian teknis atau soft skills yang dibutuhkan]
7Lingkungan Kerja[Deskripsi lingkungan kerja, misalnya di kantor, lapangan, atau fleksibel]
8Peralatan yang Digunakan– [Nama peralatan atau perangkat lunak yang digunakan]
9Hubungan Kerja– Laporan ke: [Atasan langsung] – Mengawasi: [Jika ada bawahan] – Berkoordinasi dengan: [Tim atau divisi terkait]
10Indikator Kinerja– [KPI atau standar penilaian kinerja]
11Gaji dan Benefit– [Kisaran gaji, tunjangan, bonus, dan benefit lainnya]

Berikut adalah penjelasan untuk setiap kategori dalam template Job Analysis yang telah dibuat:

1. Nama Pekerjaan

Bagian ini mencantumkan nama jabatan atau posisi yang sedang dianalisis.

Nama pekerjaan harus spesifik dan sesuai dengan struktur organisasi perusahaan, seperti “Digital Marketing Specialist” atau “HR Manager”.

2. Departemen

Menunjukkan divisi atau unit kerja tempat posisi tersebut berada.

Misalnya, seorang “Software Engineer” bisa berada di Departemen IT, sedangkan “Account Manager” mungkin berada di Departemen Sales atau Client Relations.

3. Tujuan Pekerjaan

Deskripsi singkat yang menjelaskan tujuan utama dari pekerjaan tersebut dalam mendukung operasi perusahaan.

Contohnya, seorang “Customer Service Representative” bertujuan untuk memberikan layanan pelanggan yang responsif dan berkualitas.

4. Tanggung Jawab Utama

Bagian ini merangkum tanggung jawab besar yang melekat pada pekerjaan tersebut.

Tanggung jawab utama bisa mencakup aspek strategis atau manajerial, seperti “Mengembangkan strategi pemasaran digital” atau “Mengelola tim penjualan”.

5. Tugas Rinci

Tugas spesifik yang harus dilakukan oleh karyawan dalam posisi tersebut. Ini merupakan rincian operasional yang lebih teknis dari tanggung jawab utama.

Contohnya, untuk seorang Social Media Manager, tugas rinci bisa mencakup “Membuat dan menjadwalkan postingan media sosial” atau “Menganalisis performa kampanye digital”.

6. Kualifikasi

Bagian ini mencantumkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh kandidat untuk mengisi posisi tersebut, termasuk tingkat pendidikan minimal, pengalaman kerja yang dibutuhkan, serta keterampilan teknis dan soft skills yang relevan.

Misalnya, posisi “Data Analyst” mungkin memerlukan keahlian dalam SQL, Python, dan analisis data statistik.

7. Lingkungan Kerja

Menjelaskan kondisi kerja yang akan dihadapi karyawan, seperti apakah pekerjaan dilakukan di kantor, lapangan, pabrik, atau fleksibel (hybrid/remote).

Lingkungan kerja juga dapat mencakup aspek fisik dan psikososial, misalnya “Bekerja di lingkungan kantor dengan tim lintas departemen” atau “Berada di lapangan untuk melakukan inspeksi proyek konstruksi”.

8. Peralatan yang Digunakan

Mengidentifikasi alat, perangkat lunak, atau teknologi yang digunakan dalam menjalankan pekerjaan.

Sebagai contoh, seorang Graphic Designer mungkin menggunakan Adobe Photoshop dan Illustrator, sementara seorang teknisi mesin mungkin menggunakan alat-alat mekanik tertentu.

9. Hubungan Kerja

Menguraikan interaksi kerja yang dimiliki karyawan dalam posisi tersebut, termasuk kepada siapa mereka melapor, siapa yang mereka awasi, serta dengan siapa mereka harus berkoordinasi dalam pekerjaan sehari-hari.

Contohnya, seorang “Project Manager” mungkin melapor ke “Head of Operations” dan berkoordinasi dengan tim IT serta tim pemasaran.

10. Indikator Kinerja

Bagian ini menjelaskan bagaimana kinerja karyawan akan diukur. Indikator Kinerja Utama (KPI) harus relevan dengan peran tersebut, seperti jumlah prospek yang berhasil dikonversi untuk seorang Sales Executive, atau tingkat kepuasan pelanggan untuk seorang Customer Support Specialist.

11. Gaji dan Benefit

Menyajikan kisaran gaji serta berbagai tunjangan dan fasilitas yang diberikan kepada karyawan, seperti asuransi kesehatan, tunjangan transportasi, bonus tahunan, atau program pelatihan dan pengembangan karier.

Dengan adanya job analysis yang jelas dan terstruktur, perusahaan dapat memastikan bahwa setiap posisi memiliki kejelasan peran dan tanggung jawab yang mendukung produktivitas serta kesuksesan organisasi.

job analysis

Memahami dan menerapkan job analysis secara tepat ibarat memiliki peta yang lengkap sebelum melakukan perjalanan panjang. Perusahaan yang memiliki gambaran jelas tentang setiap peran dalam organisasinya akan lebih mudah mengarahkan sumber daya, mengembangkan karyawan, dan merespons perubahan pasar.

Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, memiliki fondasi ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis. Magnet Solusi Integra hadir sebagai mitra profesional yang siap membantu organisasi Anda menyusun job analysis yang akurat, relevan, dan berorientasi masa depan, sehingga setiap langkah dalam pengelolaan SDM berjalan di jalur yang tepat dan menghasilkan dampak maksimal.

Picture of Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog  <strong>CEO</strong>
Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog CEO

Praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 20+ tahun di bidang rekrutmen dan pengembangan SDM.

Artikel terbaru

#ElevatingPeopleEmpoweringBusiness

Konsultasi HR yang Tepat Sekarang, Gratis!

Bangun sistem SDM yang efektif, adil, dan berdampak bersama tim konsultan berpengalaman dari Magnet Solusi Integra.

Atau booking meeting gratis via Form Booking Meeting