Daftar Isi

Pengertian Offboarding Beserta Checklist Dan Perbedaannya

Daftar Isi
Terima insight SDM terbaru, langsung via email mingguan
Newsletter

Dengan klik tombol Berlangganan, saya menyetujui untuk menerima email berita dan pemberitahuan dari Magnet Solusi Integra.

Ikuti akun media sosial resmi Magnet Solusi Integra
offboarding

Di banyak perusahaan, hari pertama karyawan disambut dengan antusias: meja kerja sudah siap, laptop baru menunggu dibuka, bahkan mungkin ada ucapan selamat datang dari tim. Namun, hari terakhir sering kali sunyi. Seorang karyawan pamit melalui pesan singkat, menyerahkan ID card, lalu pergi begitu saja. Tidak ada seremoni, tidak ada percakapan bermakna, seolah perjalanan kerja yang mungkin bertahun-tahun berakhir dalam satu pintu yang tertutup perlahan. Padahal, dalam dunia HR modern, cara seseorang meninggalkan perusahaan sama pentingnya dengan bagaimana ia memulai. Di sinilah konsep offboarding menjadi relevan sebuah proses yang sering diabaikan, tetapi justru menentukan reputasi, budaya, dan bahkan masa depan organisasi.

Baca Juga: Employee Engagement Survey: Definisi, Laporan, & Kuesioner 

offboarding

Apa Itu Offboarding?

Offboarding adalah proses formal yang dilakukan perusahaan ketika seorang karyawan akan mengakhiri masa kerjanya baik karena resign, pensiun, pemutusan hubungan kerja, atau alasan lainnya. Jika onboarding adalah proses menyambut karyawan baru agar cepat beradaptasi, maka offboarding adalah upaya melepas mereka dengan baik, terhormat, dan sistematis.

Proses ini tidak hanya melibatkan urusan administratif seperti pengembalian aset dan pemutusan akses sistem, tetapi juga mencakup aspek emosional dan profesional: mengumpulkan pengetahuan yang dimiliki, memberi apresiasi, dan menjaga hubungan baik setelah kepergian. Dengan kata lain, bukan sekadar penutupan hubungan kerja, melainkan transisi yang elegan antara masa lalu dan masa depan, baik bagi karyawan maupun perusahaan.

Arti Offboarding dan Tujuannya

Arti offboarding tidak berhenti pada “mengakhiri pekerjaan”. Di balik proses ini, ada tujuan strategis yang sering kali luput dari perhatian. Perusahaan yang memiliki sistem offboarding yang baik memahami bahwa setiap karyawan yang keluar membawa serta citra organisasi dan bisa menjadi brand ambassador atau justru brand detractor di luar sana.

Tujuan utama offboarding adalah memastikan proses keluar berjalan lancar dan positif. Ini mencakup menjaga keamanan data, menyelesaikan tanggung jawab administratif, serta memfasilitasi transisi peran agar tidak mengganggu operasional tim. Namun di balik itu, offboarding juga memiliki fungsi yang lebih dalam: membangun hubungan jangka panjang melalui kepercayaan dan rasa hormat.

Perusahaan yang melakukan exit interview dengan serius, misalnya, sering kali mendapatkan wawasan berharga tentang kelemahan manajerial, tantangan budaya kerja, atau potensi perbaikan sistem. Wawasan ini menjadi feedback loop alami yang memperkuat organisasi dari dalam.

Perbedaan Onboarding dan Offboarding

Banyak yang berpikir bahwa setelah proses onboarding selesai, tugas HR berakhir ketika karyawan mulai bekerja. Padahal, siklus pengalaman karyawan (employee experience) justru berputar dari awal hingga akhir. Di sinilah letak perbedaan antara onboarding dan offboarding yang harus dipahami secara utuh.

1. Fokus dan Tujuan

Onboarding bertujuan memperkenalkan, membimbing, dan menyesuaikan karyawan baru agar cepat produktif dan selaras dengan budaya perusahaan. Sebaliknya, offboarding bertujuan untuk menutup hubungan kerja dengan cara yang profesional, memastikan tidak ada tanggung jawab yang tertinggal, dan menjaga hubungan baik pascakepergian.

2. Waktu dan Proses

Onboarding terjadi di awal hubungan kerja, biasanya dalam minggu atau bulan pertama. Sedangkan offboarding terjadi menjelang atau setelah keputusan karyawan untuk keluar diumumkan mencakup tahap pemberitahuan, dokumentasi, hingga pemutusan akses.

3. Dampak terhadap Citra Perusahaan

Jika onboarding membentuk kesan pertama, maka offboarding membentuk kesan terakhir. Kedua-duanya menentukan bagaimana perusahaan dipersepsikan di mata publik, terutama dalam era digital di mana ulasan di Glassdoor atau LinkedIn bisa membentuk reputasi lebih kuat daripada iklan perekrutan.

4. Peran HR dan Manajer

Dalam onboarding, HR berperan sebagai fasilitator pembelajaran. Dalam offboarding, HR bertindak sebagai mediator transisi, memastikan aspek legal, finansial, dan emosional berjalan selaras tanpa menimbulkan konflik atau ketidaknyamanan.

Proses dan Checklist Offboarding

Agar proses berjalan efektif, HR perlu memiliki panduan atau checklist yang terstruktur. Checklist ini berfungsi memastikan tidak ada langkah yang terlewat, baik dari sisi administratif maupun komunikasi.

Berikut beberapa poin penting dalam checklist yang ideal:

  • Pemberitahuan dan Dokumentasi: Pastikan surat resign atau surat keputusan pemutusan kerja sudah diterima dan disahkan.
  • Penyerahan Tugas dan Tanggung Jawab: Lakukan handover yang jelas kepada rekan kerja atau pengganti agar tidak ada pekerjaan terbengkalai.
  • Pengembalian Aset dan Akses: Kumpulkan perangkat kerja seperti laptop, kartu identitas, dan hapus akses ke sistem internal untuk menjaga keamanan data.
  • Exit Interview: Gunakan kesempatan ini untuk mendengarkan pandangan karyawan tentang budaya, kepemimpinan, dan sistem kerja perusahaan.
  • Administrasi HR: Selesaikan hak-hak finansial seperti gaji terakhir, pesangon, tunjangan, dan surat pengalaman kerja.
  • Ucapan Terima Kasih dan Apresiasi: Beri penghargaan atas kontribusi karyawan, baik dalam bentuk ucapan maupun seremoni kecil yang membekas secara emosional.
  • Komunikasi Internal: Sampaikan informasi kepergian karyawan secara terbuka dan positif agar tidak menimbulkan spekulasi di antara tim.

Checklist di atas tampak sederhana, tetapi pelaksanaannya menentukan kesan akhir yang akan dibawa seorang karyawan setelah meninggalkan organisasi. Ketika dilakukan dengan tulus, offboarding bahkan bisa menjadi momen penghargaan terakhir yang memperkuat nilai kemanusiaan perusahaan.

Baca Juga: Definisi Employee Wellbeing Dan Prosesnya

Tantangan dalam Proses Offboarding

Meski terlihat administratif, offboarding menyimpan berbagai tantangan. Banyak perusahaan belum memiliki standar yang jelas, sehingga prosesnya berjalan sekadarnya. HR sering kali lebih fokus pada perekrutan daripada pelepasan, padahal keduanya sama pentingnya dalam membangun siklus SDM yang sehat.

Beberapa tantangan umum meliputi:

  1. Kurangnya Dokumentasi dan Prosedur Baku.
    Tidak semua perusahaan memiliki offboarding policy yang terdokumentasi dengan baik. Akibatnya, setiap kali ada karyawan keluar, prosesnya berbeda-beda dan menimbulkan kebingungan.
  2. Aspek Emosional dan Hubungan Antarindividu.
    Pemutusan kerja bisa membawa emosi baik dari pihak karyawan maupun manajemen. HR perlu memastikan proses berjalan dengan empati agar tidak menimbulkan ketegangan yang bisa merusak reputasi.
  3. Risiko Keamanan Data dan Informasi.
    Karyawan yang pergi masih memiliki akses ke dokumen internal atau klien. Tanpa pengawasan ketat, hal ini bisa berpotensi membahayakan kerahasiaan perusahaan.
  4. Kurangnya Umpan Balik yang Ditindaklanjuti.
    Banyak perusahaan melakukan exit interview hanya sebagai formalitas tanpa menindaklanjuti hasilnya. Padahal, data ini bisa menjadi sumber insight strategis untuk perbaikan budaya dan sistem kerja.

Penerapan Offboarding di Era Digital

Transformasi digital juga membawa perubahan besar pada cara perusahaan mengelola offboarding. Sistem HR modern kini memungkinkan proses ini dilakukan secara otomatis dan terintegrasi, mulai dari notifikasi resign hingga revocation akses digital.

Platform HR berbasis cloud memudahkan HR untuk melacak seluruh proses, mengelola dokumen legal, hingga melakukan exit survey dengan analisis otomatis. Bahkan beberapa perusahaan global kini menggunakan AI-driven insights untuk mendeteksi pola penyebab employee attrition dari data offboarding.

Namun teknologi hanyalah alat. Esensi offboarding tetap ada pada pengalaman manusiawi: bagaimana perusahaan menghargai perjalanan seseorang yang telah memberi waktunya, dan bagaimana mereka memastikan kepergian itu meninggalkan kesan yang baik. Dalam konteks employer branding, proses offboarding yang positif bisa menjadi investasi reputasi jangka panjang karena mantan karyawan yang puas akan tetap menjadi advokat merek di luar organisasi.

Mengapa Offboarding Menjadi Bagian Penting dari Employee Experience

Di era modern, employee experience tidak hanya diukur dari seberapa cepat karyawan beradaptasi, tetapi juga seberapa baik mereka dilepaskan. Proses offboarding adalah cerminan kedewasaan organisasi dalam mengelola manusia bukan sekadar aset, tetapi individu yang berkontribusi.

Ketika perusahaan memperlakukan exit process dengan rasa hormat dan transparansi, mereka sedang menanamkan budaya kepercayaan. Kepercayaan inilah yang akan memengaruhi karyawan yang masih bertahan, karena mereka melihat bagaimana perusahaan memperlakukan orang di akhir masa tugasnya.

Dengan kata lain, proses ini bukan akhir dari hubungan, melainkan bab terakhir yang menentukan bagaimana cerita itu dikenang.

offboarding

Dalam dunia yang bergerak cepat, perusahaan sering kali lupa bahwa cara mengakhiri hubungan kerja adalah bagian dari cara membangun reputasi. Offboarding yang dijalankan dengan cermat bukan hanya menyelesaikan urusan administratif, tetapi juga membangun jembatan kepercayaan yang akan bertahan jauh setelah kontrak berakhir. Kini saatnya perusahaan Anda menata proses offboarding dengan pandangan strategis bukan sekadar ritual formalitas, melainkan langkah manusiawi yang mencerminkan nilai dan budaya organisasi.

Bersama Magnet Solusi Integra, Anda dapat merancang sistem employee lifecycle yang menyeluruh, termasuk proses offboarding yang berkelas dan berempati. Karena dalam bisnis yang berorientasi manusia, cara kita mengucapkan selamat tinggal sering kali lebih berkesan daripada cara kita menyambut kedatangan.

Picture of Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog  <strong>CEO</strong>
Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog CEO

Praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 20+ tahun di bidang rekrutmen dan pengembangan SDM.

Artikel terbaru

#ElevatingPeopleEmpoweringBusiness

Konsultasi HR yang Tepat Sekarang, Gratis!

Bangun sistem SDM yang efektif, adil, dan berdampak bersama tim konsultan berpengalaman dari Magnet Solusi Integra.

Atau booking meeting gratis via Form Booking Meeting