SUCCESSION PLANNING IN PANDEMIC ERA

               Pada situasi pandemi saat ini, fokus utama organisasi agar tetap dapat bertahan adalah keberlangsungan operasional dari hari ke hari. Banyak rencana jangka panjang yang mungkin dikesampingkan terlebih dahulu untuk fokus menghadapi tantangan situasi saat ini. Dalam bidang HR, salah satu hal yang mungkin dikesampingkan adalah succession planning. Akan tetapi, mempersiapkan pemimpin masa depan dengan memperhatikan pengembangan dan pertumbuhan dalam situasi krisis seperti saat ini akan memberikan keuntungan.

            Sebuah survey yang dilakukan McKinsey menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki potensi unggul (high potential employee) dapat bekerja 400%-800% lebih produktif. Berbanding terbalik antara karyawan dengan kinerja yang rendah. Hal ini menunjukkan bahwaa perusahaan yang mampu mengembangkan dan mempertahankan karyawan dengan potensi unggul akan mencapai tujuan jangka panjang. Steve Jobs, co-founder Apple mengatakan “Tim kecil dengan anggota yang unggul dapat menyaingi tim besar yang memiliki kemampuan di bawah”. Selain itu, apabila kita melihat sisi positif dalam situasi pandemi seperti saat ini, banyak pemimpin potensial yang dapat belajar melalui pengalaman langsung dalam mengatasi krisis. Pemimpin-pemimpin organisasi saat ini belajar untuk secara proaktif merencanakan hal terburuk yang mungkin terjadi dan bukan hanya bersikap reaktif terhadap masalah-masalah yang dihadapi saat ini. Oleh karena itu, situasi krisis saat ini merupakan saat yang tepat untuk mempersiapkan pemimpin masa depan.

Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan dalam melakukan succession planning di masa pandemi:
  • Mengidentifikasi peran atau jabatan yang membutuhkan succession planning

Kunci utama keberhasilan succession planning adalah mengidentifikasi jabatan yang paling penting untuk diisi oleh karyawan unggul yang ada di organisasi. Shawn Moren, seorang Chief Human Resources Officer, dalam podcast HR Exchange menjelaskan bahwa pada situasi pandemi saat ini, kita harus berpikir seperti seorang investor dalam melakukan succession planning. Para pemimpin perusahaan harus berpikir “jabatan apa yang dapat meberikan nilai tambah secara signifikan apabila diisi oleh karyawan unggul?”

  • Membantu karyawan unggul mengatasi hambatan

Pada saat krisis, karyawan unggul cenderung lebih banyak membantu pekerjaan orang lain, terlibat dalam proyek atau tugas khusus, dan harus tetap berkomitmen terhadap budaya dan nilai perusahaan. Hal tersebut dapat menyebabkan karyawan unggul lebih mudah mengalami stress atau burn out. Perusahaan dapat membantu karyawan mengatasi permasalahan ini dengan cara mengkomunikasikan dengan jelas bagaimana mereka dapat mencapai tujuan dan memperjelas kedudukan mereka di dalam organisasi. HR juga dapat membantu mengidentifikasi pilihan karier terbaik untuk mereka dan menanyakan hambatan yang dialami dalam pekerjaan maupun hal-hal yang menyebabkan stress.

  • Melakukan coaching untuk meningkatkan kemampuan karyawan unggul

Coaching merupakan langkah penting yang dapat membantu pengembangan pemimpin di masa depan. Pada masa krisis seperti ini, pemimpin sangat membutuhkan coaching, karena mereka dituntut untuk dapat berpikir dengan cara yang berbeda. Coaching juga dapat membantu pemimpin untuk melakukan analisis terhadap situasi saat ini dan membuat keputusan yang penting.

  • Mengembangkan kemampuan karyawan unggul melalui pengalaman langsung

Salah satu dampak positif dari situasi krisis adalah para pemimpin organisasi dihadapkan pada situasi yang memungkinkan mereka untuk belajar dan bertumbuh dari pengalaman langsung. Tidak ada simulasi yang dapat memberikan tantangan nyata seperti dampak dan kerugian yang ditimbulkan oleh COVID-19.