Daftar Isi

Tes Kepribadian Kerja: Definisi, Contoh, & Manfaat

Daftar Isi
Terima insight SDM terbaru, langsung via email mingguan
Newsletter

Dengan klik tombol Berlangganan, saya menyetujui untuk menerima email berita dan pemberitahuan dari Magnet Solusi Integra.

Ikuti akun media sosial resmi Magnet Solusi Integra
tes kepribadian kerja

Kalau kita bicara soal tes kepribadian kerja, sebenarnya kita sedang membahas sesuatu yang sangat dekat dengan keseharian kita, meski sering kali tidak kita sadari.

Tes kepribadian kerja adalah upaya sistematis untuk memahami siapa kita di balik meja kantor: bagaimana cara kita berpikir, berinteraksi, mengambil keputusan, hingga menghadapi tekanan.

Ini bukan sekadar iseng ingin tahu “kamu tipe orang apa,” tapi lebih serius: dunia kerja butuh memahami siapa yang paling cocok untuk tugas tertentu, siapa yang bisa bertumbuh, dan siapa yang mungkin butuh bantuan untuk berkembang.

Biasanya, tes ini melibatkan serangkaian pertanyaan, pernyataan, atau situasi yang harus dijawab atau disikapi oleh peserta.

Dari jawaban-jawaban itulah kemudian disusun profil kepribadian seseorang, yang mencerminkan pola perilaku, gaya kerja, bahkan potensi risiko yang mungkin muncul di masa depan.

Baca Juga: Bagaimana Peranan Karyawan Menilai Diri Sendiri?

tes kepribadian kerja

Mengapa Dunia Kerja Membutuhkan Tes Kepribadian Kerja?

1. Mencari Kecocokan, Bukan Kesempurnaan

Banyak orang berpikir bahwa perusahaan mencari kandidat yang sempurna yang serba bisa, cepat, kreatif, tahan banting, dan punya leadership alami. Padahal, kenyataannya tidak sesederhana itu.

Dunia kerja sebenarnya lebih membutuhkan orang yang cocok, bukan yang sempurna. Tes kepribadian membantu perusahaan menemukan individu yang karakternya sesuai dengan tantangan pekerjaan dan budaya perusahaan.

Misalnya, seseorang dengan karakter teliti dan terorganisir akan jauh lebih cocok bekerja di bidang keuangan atau quality assurance, ketimbang dipaksa menjadi sales yang harus banyak improvisasi.

Tes ini menjadi jembatan agar orang ditempatkan di posisi di mana mereka bisa tumbuh dan bersinar alami, bukan malah tenggelam karena salah arah.

2. Mengurangi Biaya Turnover

Turnover karyawan adalah salah satu biaya tersembunyi terbesar dalam dunia kerja, meski jarang dibicarakan secara terbuka.

Setiap kali seorang karyawan keluar, perusahaan tidak hanya kehilangan produktivitas, tetapi juga harus mengeluarkan biaya untuk mencari, merekrut, dan melatih penggantinya.

Tes kepribadian kerja bisa membantu mengurangi risiko ini dengan memastikan sejak awal bahwa karyawan yang diterima memang benar-benar cocok, bukan hanya secara keterampilan, tapi juga secara karakter dan gaya kerja.

Dengan begitu, karyawan lebih betah, lebih cepat adaptasi, dan hubungan kerja yang terbentuk pun menjadi lebih tahan lama.

3. Membentuk Tim yang Seimbang

Kalau semua orang dalam satu tim punya karakter yang sama, tim itu akan sulit berkembang.

Bayangkan satu tim yang isinya hanya orang-orang perfeksionis: bisa-bisa semua kerjaan lama selesai karena semua ingin sempurna.

Atau sebaliknya, kalau semua anggota tim terlalu santai, bisa jadi produktivitas malah terseret.

Tes kepribadian kerja membantu perusahaan menyusun tim yang isinya kombinasi yang pas: ada yang cepat mengambil keputusan, ada yang hati-hati mempertimbangkan risiko, ada yang kreatif mencari ide baru, ada pula yang menjaga ritme kerja tetap stabil.

Kombinasi ini membuat tim lebih dinamis dan produktif.

Jenis-Jenis & Contoh Tes Kepribadian Kerja

1. Tes Berbasis Tipe

Jenis tes ini adalah salah satu tes kepribadian kerja yang paling terkenal.

Tes ini mengklasifikasikan individu ke dalam 16 tipe berbeda, berdasarkan empat dimensi utama: introvert-ekstrovert, sensing-intuition, thinking-feeling, dan judging-perceiving.

Meskipun jenis tes ini sering dikritik karena kurang akurat secara ilmiah, popularitasnya tak terbantahkan, terutama karena ia mudah dipahami oleh orang awam.

Tes ini banyak digunakan di dunia kerja untuk membangun kesadaran diri dan meningkatkan kolaborasi tim, meski harus diingat bahwa hasilnya sebaiknya dipakai sebagai alat refleksi, bukan sebagai satu-satunya dasar keputusan penting.

2. Tes Dimensi Kepribadian

Berbeda dengan jenis tes ini yang membagi manusia ke dalam tipe tertentu, jenis tes ini mengukur lima dimensi kepribadian secara kontinu.

Ini memberikan gambaran yang lebih nyaris seperti “spektrum,” daripada “kotak-kotak.”

Tes ini mengukur sejauh mana seseorang terbuka terhadap pengalaman baru, seberapa teliti dan bertanggung jawab mereka, seberapa sosial mereka, seberapa mudah mereka bekerja sama, dan seberapa stabil emosi mereka.

Jenis tes ini dianggap lebih akurat dan konsisten dalam penelitian ilmiah, sehingga banyak perusahaan besar menggunakannya sebagai dasar dalam program seleksi dan pengembangan karyawan.

3. Tes Perilaku

Jenis tes ini lebih fokus pada perilaku eksternal dibandingkan karakter internal. Tes ini melihat bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi tantangan.

Misalnya, orang dengan skor tinggi di Dominance cenderung tegas dan cepat mengambil keputusan, sedangkan orang yang tinggi di Compliance cenderung lebih analitis dan mengikuti aturan.

DISC sangat berguna untuk mempercepat pemahaman antar anggota tim dan untuk pelatihan kepemimpinan, karena membantu mengidentifikasi gaya komunikasi yang berbeda-beda.

4. Tes Modern Berbasis Teknologi

Di era digital sekarang ini, banyak tes kepribadian kerja yang menggunakan pendekatan baru: berbasis game, analitik perilaku online, atau bahkan AI yang membaca pola-pola interaksi digital.

Tes-tes ini tidak lagi mengandalkan jawaban kuesioner biasa, melainkan menganalisis bagaimana seseorang berpikir dan bertindak secara lebih alami.

Ini memberikan keakuratan yang lebih tinggi, sekaligus mengurangi risiko manipulasi jawaban.

Namun, pendekatan ini juga membawa tantangan baru terkait privasi dan etika penggunaannya.

Baca Juga: 8 Tips & Cara Mengembangkan Karir Karyawan Perusahaan!

Proses Pelaksanaan Tes Kepribadian Kerja

1. Persiapan dan Penentuan Tujuan

Sebelum tes dilaksanakan, perusahaan harus sangat jelas menentukan apa tujuan mereka. Apakah untuk rekrutmen? Pengembangan karir? Atau pembentukan tim kerja baru?

Tanpa tujuan yang jelas, hasil tes hanya akan menjadi sekadar angka-angka di atas kertas.

Penentuan tujuan ini juga akan menentukan alat tes apa yang digunakan, bagaimana proses interpretasinya, dan bagaimana hasilnya akan dipakai ke depan.

2. Pelaksanaan Tes Kepribadian Kerja

Pelaksanaan tes kepribadian kerja kini lebih sering dilakukan secara online karena alasan efisiensi dan kenyamanan.

Namun, untuk posisi-posisi penting, seringkali ada tambahan sesi wawancara atau diskusi untuk menggali lebih dalam sisi kepribadian yang mungkin tidak sepenuhnya tertangkap dalam tes tertulis.

Yang penting, saat menjalani tes, peserta harus merasa nyaman, tidak merasa “diuji” seperti ujian sekolah.

Tes kepribadian yang efektif adalah tes yang bisa menangkap karakter sejati seseorang, bukan karakter yang dibuat-buat karena stres.

3. Analisis dan Interpretasi Hasil

Membaca hasil tes kepribadian bukanlah perkara simpel. Hasil tes adalah bahan mentah yang perlu diolah.

Dibutuhkan keahlian membaca pola, memahami interaksi antar dimensi kepribadian, dan mengaitkan dengan kebutuhan kerja nyata.

Misalnya, seseorang yang sangat teliti tapi kurang tahan stres mungkin cocok untuk pekerjaan administratif dengan pengawasan minimal, tapi tidak untuk posisi manajerial yang penuh tekanan.

4. Umpan Balik ke Kandidat atau Karyawan

Memberikan hasil tes kepada peserta bukan hanya soal transparansi, tapi juga langkah penting untuk membantu mereka berkembang.

Dengan memahami kepribadian mereka sendiri, karyawan bisa lebih sadar tentang kekuatan dan area yang perlu mereka latih.

Umpan balik ini sebaiknya disampaikan dengan cara yang membangun, bukan menghakimi, agar mereka merasa diberdayakan, bukan dipatok label.

Manfaat Tes Kepribadian Kerja

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, tes kepribadian kerja adalah investasi jangka panjang.

Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang kepribadian karyawan, perusahaan bisa menempatkan orang di posisi yang sesuai, menghindari penempatan yang mematikan potensi.

Selain itu, hasil tes bisa digunakan untuk merancang program pengembangan yang lebih personal: siapa yang perlu training leadership, siapa yang perlu coaching dalam komunikasi, dan siapa yang perlu mentoring dalam pengelolaan stres.

2. Bagi Karyawan

Bagi karyawan, tes ini adalah kesempatan untuk memahami diri mereka lebih baik.

Banyak orang terjebak dalam pekerjaan yang tidak mereka nikmati hanya karena mereka tidak tahu bahwa ada pilihan lain yang lebih sesuai dengan kepribadian mereka.

Dengan tes kepribadian, mereka bisa lebih proaktif mengelola jalur karir mereka, mengidentifikasi jenis pekerjaan yang membuat mereka merasa hidup, bukan sekadar bertahan.

3. Untuk Hubungan Kerja yang Lebih Sehat

Tes kepribadian juga punya dampak besar dalam membangun hubungan kerja yang sehat.

Atasan yang tahu bagaimana timnya berpikir dan bereaksi bisa berkomunikasi dengan lebih efektif.

Rekan kerja yang paham bahwa temannya butuh waktu untuk memproses informasi bisa lebih sabar.

Semua ini membuat konflik lebih sedikit, kolaborasi lebih kuat, dan suasana kerja jadi jauh lebih positif.

tes kepribadian kerja

Sebagai kesimpulan, tes kepribadian kerja memainkan peran penting dalam membantu perusahaan memahami karakteristik dan kecenderungan individu, sehingga dapat menempatkan karyawan pada posisi yang sesuai dengan kekuatan dan potensi mereka.

Dengan menggunakan tes yang dapat mengurangi kesalahan penempatan yang berisiko menambah biaya turnover dan mempengaruhi produktivitas tim.

Namun, untuk mendapatkan gambaran yang lebih mendalam dan akurat, tes kepribadian sebaiknya dipadukan dengan metode lain, seperti assessment center.

Assessment center memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengamati karyawan dalam simulasi situasi nyata yang lebih kompleks, serta menilai keterampilan interpersonal dan kepemimpinan mereka secara langsung.

Pendekatan ini tidak hanya melengkapi data yang diperoleh dari tes kepribadian, tetapi juga memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang bagaimana karyawan berfungsi dalam konteks pekerjaan yang sesungguhnya.

Picture of Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog  <strong>CEO</strong>
Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog CEO

Praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 20+ tahun di bidang rekrutmen dan pengembangan SDM.

Artikel terbaru

#ElevatingPeopleEmpoweringBusiness

Konsultasi HR yang Tepat Sekarang, Gratis!

Bangun sistem SDM yang efektif, adil, dan berdampak bersama tim konsultan berpengalaman dari Magnet Solusi Integra.

Atau booking meeting gratis via Form Booking Meeting