Daftar Isi

Penjelasan Job Grading & Contohnya Tiap Level Jabatan

Daftar Isi
Terima insight SDM terbaru, langsung via email mingguan
Newsletter

Dengan klik tombol Berlangganan, saya menyetujui untuk menerima email berita dan pemberitahuan dari Magnet Solusi Integra.

Ikuti akun media sosial resmi Magnet Solusi Integra
job grading

Di dunia kerja yang serba kompetitif saat ini, perusahaan harus memiliki sistem yang jelas dan terstruktur untuk mengelola karyawan.

Salah satu sistem yang sangat penting untuk membantu perusahaan dalam mengelola karyawan adalah job grading.

Job grading adalah proses penting yang dilakukan untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan berbagai jenis pekerjaan dalam sebuah organisasi berdasarkan faktor-faktor tertentu, seperti tingkat kesulitan, tanggung jawab, keterampilan yang dibutuhkan, serta kontribusi pekerjaan tersebut terhadap perusahaan.

Dengan melakukan job grading, perusahaan dapat memastikan kesetaraan dalam pengelolaan sumber daya manusia dan memberikan dasar yang kuat untuk kebijakan kompensasi dan pengembangan karier.

Dalam penjelasan ini, kita akan menyelami lebih dalam apa itu job grading, manfaatnya, serta bagaimana proses job grading dilakukan di dunia profesional.

Baca Juga: Workload Analysis: Simak Arti, Contoh & Metodenya!

job grading

Apa Itu Job Grading?

Job grading adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mengklasifikasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi atau perusahaan berdasarkan tingkatannya.

Sistem ini berfungsi untuk menetapkan perbedaan antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan lainnya, berdasarkan berbagai kriteria yang sudah ditentukan.

Misalnya, pekerjaan dengan tingkat tanggung jawab yang lebih besar, keterampilan yang lebih kompleks, atau beban kerja yang lebih berat biasanya akan mendapat grading atau penilaian yang lebih tinggi.

Sebaliknya, pekerjaan yang lebih sederhana atau yang tidak membutuhkan keterampilan khusus mungkin akan digolongkan dalam grade yang lebih rendah.

Secara lebih sederhana, job grading bertujuan untuk memberi pemahaman yang jelas tentang peran, tanggung jawab, dan kontribusi masing-masing pekerjaan dalam perusahaan.

Dengan cara ini, perusahaan bisa lebih adil dan transparan dalam menentukan kebijakan kompensasi, penempatan karyawan, serta pengembangan karier di masa depan.

Manfaat Job Grading Bagi Perusahaan

Job grading bukan hanya soal mengelompokkan pekerjaan, tetapi lebih kepada menciptakan keadilan dan keteraturan di dalam struktur organisasi.

Berikut adalah beberapa manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan dari penerapan sistem job grading yang efektif:

1. Menjaga Keadilan dalam Kompensasi

Salah satu manfaat utama dari job grading adalah memastikan adanya kesetaraan dalam pemberian kompensasi.

Dengan mengetahui posisi dan grade setiap pekerjaan, perusahaan dapat menetapkan gaji yang sesuai dengan tingkat kesulitan dan tanggung jawab pekerjaan tersebut.

Hal ini penting agar tidak ada ketimpangan dalam pembagian gaji antara karyawan yang memiliki tanggung jawab serupa atau keterampilan yang setara.

2. Meningkatkan Pengelolaan Karier Karyawan

Job grading juga berperan penting dalam pengelolaan karier karyawan.

Dengan adanya sistem grading, perusahaan bisa mengidentifikasi jalur karier yang jelas untuk setiap posisi.

Misalnya, karyawan di posisi yang lebih rendah bisa melihat peluang untuk naik ke posisi yang lebih tinggi, yang mungkin membutuhkan keterampilan atau pengalaman tambahan.

Ini mendorong pengembangan karier yang lebih terstruktur bagi karyawan.

3. Membantu Perencanaan Sumber Daya Manusia

Job grading membantu HR dalam merencanakan kebutuhan tenaga kerja dengan lebih efektif.

Dengan adanya informasi yang jelas tentang pekerjaan dan tingkatannya, HR dapat merencanakan pelatihan atau rekrutmen yang lebih terfokus, serta mempersiapkan organisasi untuk kebutuhan di masa depan.

4. Mempermudah Proses Rekrutmen

Proses rekrutmen menjadi lebih mudah dan efisien dengan adanya sistem job grading.

HR dapat lebih mudah menentukan kriteria yang dibutuhkan untuk setiap posisi dan menyesuaikannya dengan profil calon karyawan yang sesuai.

Ini juga membantu dalam membuat deskripsi pekerjaan yang lebih jelas dan terukur.

5. Meningkatkan Transparansi dan Kepuasan Karyawan

Transparansi dalam pengelolaan pekerjaan dan kompensasi adalah kunci untuk meningkatkan kepuasan karyawan.

Dengan adanya job grading yang jelas, karyawan akan merasa lebih dihargai dan diperlakukan secara adil, karena mereka tahu bahwa setiap pekerjaan diukur dengan standar yang objektif.

Hal ini dapat meningkatkan motivasi dan mengurangi ketegangan antar karyawan.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Analisa Jabatan Untuk Perusahaan!

Proses Job Grading

Proses job grading biasanya dilakukan melalui beberapa tahap yang melibatkan berbagai pihak dalam organisasi, mulai dari HR hingga manajer lini.

Proses ini bertujuan untuk menilai dan menetapkan tingkat pekerjaan secara objektif.

Berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam proses job grading:

1. Analisis Pekerjaan

Langkah pertama dalam job grading adalah melakukan analisis pekerjaan yang mendalam.

Pada tahap ini, HR akan mengumpulkan data tentang setiap pekerjaan yang ada di perusahaan.

Data ini mencakup berbagai informasi, seperti tugas-tugas yang dilakukan, keterampilan yang dibutuhkan, tingkat tanggung jawab, dan hubungan pekerjaan tersebut dengan pekerjaan lainnya dalam organisasi.

Informasi ini bisa didapatkan melalui wawancara dengan karyawan yang bersangkutan, observasi langsung, atau dengan menggunakan kuesioner.

2. Menentukan Faktor-Faktor Penilaian

Setelah mendapatkan informasi mengenai pekerjaan, HR kemudian akan menetapkan faktor-faktor yang akan digunakan untuk menilai setiap pekerjaan.

Beberapa faktor yang umum digunakan dalam job grading antara lain:

a. Tingkat keterampilan: Seberapa banyak keterampilan atau pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut.

b. Tanggung jawab: Sejauh mana pekerjaan tersebut memiliki dampak terhadap operasi perusahaan atau keputusan strategis.

c. Kondisi kerja: Faktor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan kerja, seperti tingkat risiko atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.

d. Otonomi: Sejauh mana karyawan dapat membuat keputusan sendiri dalam menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung.

3. Penilaian Pekerjaan

Dengan menggunakan faktor-faktor penilaian yang telah ditentukan, HR kemudian akan menilai setiap pekerjaan untuk menentukan grade yang sesuai.

Proses ini dilakukan dengan membandingkan pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya dalam perusahaan, melihat mana yang lebih kompleks atau lebih menuntut keterampilan tertentu.

Penilaian ini bisa dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif, tergantung pada kebijakan perusahaan.

4. Penentuan Job Grade

Setelah penilaian selesai, pekerjaan akan dikelompokkan dalam beberapa grade atau tingkatan yang berbeda.

Setiap grade ini akan memiliki deskripsi yang jelas, termasuk rentang gaji dan kualifikasi yang dibutuhkan.

Pekerjaan dengan tingkat tanggung jawab tinggi dan keterampilan yang kompleks akan dimasukkan ke dalam grade yang lebih tinggi, sementara pekerjaan yang lebih sederhana akan ditempatkan di grade yang lebih rendah.

5. Reevaluasi dan Pembaruan

Karena dunia kerja dan kebutuhan perusahaan selalu berubah, sistem job grading tidak bersifat statis.

Perusahaan perlu secara rutin melakukan evaluasi dan pembaruan terhadap sistem job grading untuk memastikan bahwa peran dan pekerjaan yang ada tetap relevan dan sesuai dengan kondisi terkini.

Ini bisa melibatkan perubahan dalam deskripsi pekerjaan, penyesuaian grade, atau bahkan perubahan dalam faktor penilaian yang digunakan.

Tantangan dalam Implementasi Job Grading

Meskipun job grading menawarkan banyak manfaat, implementasinya bisa menemui beberapa tantangan, antara lain:

1. Resistensi dari Karyawan

Beberapa karyawan mungkin merasa tidak puas dengan penempatan pekerjaan mereka dalam sebuah grade tertentu, terutama jika mereka merasa pekerjaan mereka lebih penting atau lebih sulit dari yang digambarkan.

Hal ini bisa menimbulkan ketidakpuasan dan mempengaruhi moral karyawan.

2. Subjektivitas dalam Penilaian

Proses penilaian pekerjaan bisa sangat subjektif, tergantung pada bagaimana faktor-faktor penilaian diterjemahkan oleh pihak yang melakukan grading.

Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa penilaian dilakukan secara objektif dan adil.

3. Keterbatasan dalam Mengikuti Perkembangan Pekerjaan

Karena pekerjaan dan organisasi selalu berkembang, job grading harus cukup fleksibel untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut.

Jika sistem grading terlalu kaku, maka dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara peran pekerjaan dan kebijakan perusahaan yang ada.

Baca Juga: Kamus Kompetensi: Jabatan, Teknis, & Manajerial!

Contoh Penerapan Job Grading Berdasarkan Level Jabatan

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana job grading diterapkan dalam suatu perusahaan, mari kita lihat contoh penerapan job grading berdasarkan level jabatan di sebuah organisasi.

Proses ini akan menggambarkan bagaimana pekerjaan dikelompokkan sesuai dengan tingkat kesulitan, tanggung jawab, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk masing-masing level jabatan.

Level 1: Entry-Level / Pekerjaan Awal

Pada level pertama, kita berbicara tentang pekerjaan yang membutuhkan keterampilan dasar dan sedikit atau bahkan tanpa pengalaman sebelumnya.

Pekerjaan di level ini umumnya memiliki tanggung jawab yang terbatas dan pengawasan yang ketat.

Contoh jabatan yang termasuk dalam level ini adalah posisi seperti asisten administrasi, operator produksi, atau customer service junior.

Pekerjaan di level ini tidak memerlukan pengetahuan teknis yang mendalam, dan biasanya lebih fokus pada tugas-tugas operasional.

Karyawan di level ini bekerja di bawah pengawasan langsung dan cenderung memiliki sedikit otonomi dalam menjalankan tugas.

Level 2: Junior / Pekerjaan Menengah

Pada level ini, karyawan mulai memiliki pengalaman dan keterampilan yang lebih baik dalam bidang pekerjaan mereka.

Pekerjaan di level ini membutuhkan karyawan untuk mengelola tugas yang lebih kompleks dan mungkin mulai diberi tanggung jawab untuk memimpin proyek kecil atau tim kecil.

Meskipun masih membutuhkan pengawasan dari atasan langsung, karyawan di level ini sudah cukup mandiri dalam menjalankan tugas sehari-hari.

Mereka dapat diandalkan untuk mengelola pekerjaan secara efisien dan sering kali mulai terlibat dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pekerjaan mereka.

Level 3: Senior / Pekerjaan Menengah Tinggi

Di level senior, karyawan diharapkan untuk memiliki keterampilan teknis dan manajerial yang lebih tinggi.

Mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar dan biasanya memimpin tim atau proyek besar.

Karyawan di level ini juga sering terlibat dalam pengambilan keputusan yang berdampak langsung pada operasional perusahaan.

Pengawasan terhadap pekerjaan mereka lebih ringan, dan mereka cenderung memiliki lebih banyak otonomi dalam menjalankan tugas.

Selain itu, mereka juga berperan dalam merancang strategi untuk meningkatkan kinerja tim atau departemen mereka.

Level 4: Manajerial / Pekerjaan Manajer

Pada level manajerial, karyawan memegang peran penting dalam perencanaan strategis dan pengelolaan tim besar atau departemen.

Mereka memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa tim yang dipimpin berfungsi dengan baik dan memenuhi tujuan perusahaan.

Selain itu, mereka juga sering berinteraksi dengan pihak eksternal perusahaan dan memegang kendali atas berbagai aspek operasional perusahaan.

Karyawan di level ini diharapkan memiliki keterampilan manajerial yang sangat baik, seperti kemampuan dalam pengambilan keputusan, komunikasi, serta kepemimpinan yang efektif.

Level 5: Eksekutif / Pekerjaan Eksekutif Senior

Di level ini, karyawan memiliki tanggung jawab strategis yang sangat besar dan sering terlibat dalam pengambilan keputusan tingkat tinggi yang akan memengaruhi arah perusahaan.

Mereka memiliki pengalaman yang sangat luas dan keterampilan yang sangat terasah.

Pada level ini, karyawan tidak hanya memimpin bagian atau departemen, tetapi juga berperan dalam merumuskan visi dan misi perusahaan.

Mereka bertanggung jawab untuk mengelola seluruh arah bisnis perusahaan, termasuk strategi jangka panjang dan implementasinya.

Level 6: Eksekutif Puncak / C-Suite

C-Suite adalah level tertinggi dalam struktur organisasi.

Karyawan di level ini bertanggung jawab atas keseluruhan arah dan visi perusahaan.

Mereka berperan dalam keputusan strategis yang mengarah pada pertumbuhan jangka panjang dan kesinambungan perusahaan.

Pekerjaan pada level ini membutuhkan keterampilan kepemimpinan luar biasa, pengalaman bertahun-tahun, serta kemampuan untuk membuat keputusan yang berdampak besar.

Eksekutif pada level ini juga bertanggung jawab untuk membangun budaya perusahaan yang kuat, memimpin komunikasi dengan pemangku kepentingan eksternal, serta mengelola risiko besar yang mungkin dihadapi perusahaan.

job grading

Pernahkah Anda merasa kesulitan dalam menilai apakah pekerjaan di perusahaan sudah terdistribusi dengan adil?

Atau mungkin Anda merasa beban kerja di beberapa tim terlalu berat, sementara di tim lain terasa ringan?

Nah, di sinilah pentingnya workload analysis, sebuah layanan yang ditawarkan oleh Magnet Solusi Integra.

Dengan pendekatan yang sistematis dan berbasis data, kami membantu Anda memahami bagaimana alokasi pekerjaan yang ada dan mengoptimalkan distribusi beban kerja di perusahaan Anda.

Bayangkan, dengan mengetahui beban kerja setiap karyawan secara detail, Anda bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih seimbang dan meningkatkan produktivitas.

Jadi, jika Anda ingin tahu lebih lanjut bagaimana layanan workload analysis bisa membantu perusahaan Anda, kami mengundang Anda untuk melakukan konsultasi gratis atau booking meeting dengan kami.

Jangan ragu, ini adalah langkah pertama untuk perubahan yang lebih baik.

Picture of Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog  <strong>CEO</strong>
Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog CEO

Praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 20+ tahun di bidang rekrutmen dan pengembangan SDM.

Artikel terbaru

#ElevatingPeopleEmpoweringBusiness

Konsultasi HR yang Tepat Sekarang, Gratis!

Bangun sistem SDM yang efektif, adil, dan berdampak bersama tim konsultan berpengalaman dari Magnet Solusi Integra.

Atau booking meeting gratis via Form Booking Meeting