DEMOTIVASI

Setiap orang yang menjalankan rutinitas yang sama selama bertahun tahun secara sadar atau  tidak sadar akan mengalami titik jenuh yang dapat menghilangkan semangat untuk melakukan sesuatu hal atau yang lebih dikenal dengan demotivasi. Jika sudah dalam situasi ini, setiap orang akan memiliki perilaku yang berbeda beda. Ada beberapa orang yang memang tidak ingin melakukan apapun dalam satu hari, ada juga yang berusaha menyibukkan diri dengan berjalan- jalan, dan ada yang mencoba curhat pada teman, sahabat, maupun orang tua.

Demotivasi merupakan situasi diluar kehendak diri seseorang yang menjadi sebab utama hilangnya semangat dalam melakukan sesuatu. Bagaimana jika demotivasi ini terjadi pada karyawan yang menghabiskan lebih dari 33% waktunya dalam sehari untuk bekerja? Hal tersebut menyebabkan karyawan tidak lagi bekerja dengan semangat yang sama ketikapertama kali bergabung diperusahaan, bahkan lebih sedikit yang akhirnya memutuskan untuk resign dan menyebabkan pihak perusahaan mengeluarkan cost lebih untuk kembali mencari dan mendidik ulang karyawan baru yang direkrut. Selain itu, karyawan yang mengalami demotivasi berkepanjangan juga berpotensi besar merugikan bisnis perusahaan karena pekerjaannya tidak lagi efektif dan terkesan mengabaikan awereness yang sangat diperlukan perusahaan untuk mencapai kepuasan customer.

Namun ada kalanya motivasi jatuh ke titik terendah, sehingga tidak lagi ada gairah untuk bekerja. Kalaupun bertahan, kita tidak mencapai hasil yang maksimal, alias seadanya saja. Mungkin Anda pernah merasakannya. Pergi bekerja seperti sebuah siksaan, pinginnya cepat- cepat pulang. Tidak ada lagi gairah didalam diri, keriangan itu tiba-tiba hilang. Pada beberapa orang, puncak dari menurunnya gairah ini adalah surat pengunduran diri.

“Demotivasi muncul apabila seseorang merasa stress karena tidak ingin dan tidak mampu  melakukan seuatu”

Alasan terbesar seseorang demotivasi :

Sama halnya tiap orang punya motivasi untuk bekerja, maka demikian pula setiap orang punya alasan uniknya untuk terdemotivasi

  1. Beberapa penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa ketidakcocokan dengan atasan adalah alasan terbesar orang mengundurkan diri dari pekerjaannya. Hubungan yang tidak harmonnis dengan atasan membuat orang tidak betah bekerja, dan ingin pergi.
  2. Penelitian dari Gallup, misalnya, menemukan bahwa 50% karyawan menyebut factor atasan sebagai alasan mereka mengundurkan diri.
  3. Sementara yang lainnya lagi berhenti karena beban kerja yang banyak, minimnya jenjang karir, rasa tidak nyaman, “office politics” atau lingkungan kerja yang secara fisik tidak sehat
Bagaimana mengatasinya ?
  1. Anda mungkin tidak bisa mengubah tabiat atasan, tetapi Anda bisa menyesuaikan harapan, dan tindakan Anda sendiri. Selagi penyesuaian ini masih dapat ditoleransi, mengapa tidak melakukannya? Namun meninggalkan pekerjaan karena alasan yang sangat prinsip terkait perilaku atasan tentunya bukan hal yang tabu untuk dilakukan. Apalagi jika hal itu bertentangan dengan nilai-nilai pribadi Anda. Misalnya terkait kejujuran, keadilan ataupun rasa hormat terhadap sesame manusia.
  2. Selanjutnya menyadari hal-hal yang meningkatkan motivasi dan juga mendemotivasi dirinya. Jika Self-Awareness Anda cukup tinggi, maka Anda bisa mendeteksi factor demotivasi ini lebih cepat. Self-Awareness juga memungkinkan Anda untuk menyiasati diri supaya lebih termotivasi, bahkan dalam situasi menekan.
  3. Usahakan temukan satu faktor kuat yang menjadi motivator, artinya bisa menjadi penyeimbang untuk hal-hal kecil lainnya bisa menurunkan semangat kerja.

Mengenal diri, mengendalikan diri, memotivasi diri adalah sebuah keterampilan yang  membuat Anda bisa “survive” dalam situasi apapun.