DAFTAR ISI

Artikel & Kabar MSI

17 Tujuan SDGs & Penjelasannya Serta Contoh!

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah serangkaian 17 tujuan global yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, degradasi lingkungan, perdamaian, dan keadilan.

SDGs dirancang sebagai kelanjutan dari Millennium Development Goals (MDGs) dan bertujuan untuk menciptakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial, dan kelestarian lingkungan.

Dengan target yang harus dicapai pada tahun 2030, SDGs mendorong kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat dalam menciptakan dunia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Baca Juga: Good Corporate Governance: Pengertian, Prinsip, & Contoh!

17 tujuan sdgs dan penjelasannya

17 Tujuan SDGs Dan Penjelasannya

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah serangkaian tujuan global yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 sebagai bagian dari Agenda 2030.

SDGs berisi 17 tujuan utama yang dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk kemiskinan, ketimpangan, perubahan iklim, degradasi lingkungan, perdamaian, dan keadilan.

SDGs bertujuan untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi semua orang tanpa meninggalkan siapa pun di belakang (leaving no one behind).

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing tujuan SDGs:

1. Tanpa Kemiskinan (No Poverty)

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan paling kompleks yang dihadapi dunia, mencerminkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang masih terjadi di berbagai negara.

Lebih dari 700 juta orang di dunia masih hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem, dengan pendapatan kurang dari $1,90 per hari.

Namun, kemiskinan bukan hanya soal kurangnya uang, tetapi juga keterbatasan akses terhadap kebutuhan dasar seperti pangan, air bersih, kesehatan, pendidikan, perumahan, dan pekerjaan yang layak.

Kemiskinan juga sering kali diperparah oleh faktor struktural seperti konflik, bencana alam, ketimpangan gender, diskriminasi, dan kurangnya peluang ekonomi.

SDG 1 bertujuan untuk menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya dengan cara memperluas jangkauan perlindungan sosial, menciptakan kesempatan ekonomi yang lebih inklusif, serta memastikan setiap individu memiliki akses terhadap layanan dasar yang layak.

Negara-negara di dunia didorong untuk menerapkan kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, termasuk dengan memperkuat akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan, menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, serta memberikan bantuan finansial bagi masyarakat yang berada dalam kondisi rentan.

Selain itu, partisipasi aktif dari sektor swasta dan organisasi non-pemerintah juga sangat penting dalam mempercepat upaya pengentasan kemiskinan melalui program pemberdayaan ekonomi, investasi di sektor produktif, dan penguatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya mereka sendiri.

2. Tanpa Kelaparan (Zero Hunger)

Kelaparan masih menjadi permasalahan besar di dunia, dengan lebih dari 800 juta orang mengalami kekurangan gizi kronis yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan perkembangan fisik maupun kognitif mereka.

Kekurangan pangan tidak hanya disebabkan oleh rendahnya produksi makanan, tetapi juga oleh distribusi yang tidak merata, konflik bersenjata, perubahan iklim, dan kebijakan pertanian yang tidak berkelanjutan.

SDG 2 bertujuan untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi masyarakat, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.

Untuk mencapai tujuan ini, perlu adanya sistem pangan yang inklusif dan efisien, yang mampu menyediakan makanan yang cukup bagi seluruh penduduk dunia tanpa merusak lingkungan.

Langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan meliputi pemberian subsidi kepada petani kecil, pengembangan teknologi pertanian yang lebih ramah lingkungan, serta pengurangan limbah makanan yang masih menjadi masalah besar dalam rantai pasokan pangan.

Selain itu, perhatian khusus perlu diberikan kepada kelompok rentan seperti anak-anak, ibu hamil, dan lansia yang lebih berisiko mengalami kekurangan gizi.

Keberlanjutan produksi pangan juga harus dijamin dengan cara melindungi keanekaragaman hayati, mengelola sumber daya air secara bijak, serta mengurangi dampak negatif dari penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan.

3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good Health and Well-Being)

Kesehatan yang baik merupakan hak fundamental setiap manusia dan menjadi faktor utama dalam meningkatkan kualitas hidup serta produktivitas masyarakat.

Namun, masih terdapat banyak tantangan kesehatan di dunia, seperti tingginya angka kematian ibu dan bayi, penyebaran penyakit menular dan tidak menular, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, serta meningkatnya masalah kesehatan mental.

SDG 3 bertujuan untuk menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia, dengan menargetkan pengurangan angka kematian akibat penyakit yang dapat dicegah, memperluas akses terhadap layanan kesehatan, serta meningkatkan kapasitas sistem kesehatan dalam menangani berbagai tantangan baru, termasuk pandemi global.

Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan harus bekerja sama dalam memperkuat sistem kesehatan nasional, meningkatkan cakupan imunisasi, memperbaiki gizi masyarakat, serta memastikan akses terhadap obat-obatan dan teknologi medis yang terjangkau.

Pendidikan kesehatan juga memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pola hidup sehat, pentingnya olahraga, serta pencegahan penyakit melalui perilaku bersih dan sehat.

Selain itu, penelitian dan inovasi dalam bidang medis perlu terus didorong agar dapat menemukan solusi baru untuk berbagai tantangan kesehatan yang terus berkembang, termasuk resistensi antibiotik, penyakit kronis, dan dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia.

4. Pendidikan Berkualitas (Quality Education)

Pendidikan adalah kunci utama dalam menciptakan masyarakat yang lebih maju, sejahtera, dan berdaya saing tinggi.

Namun, masih banyak anak-anak dan remaja di dunia yang tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan berkualitas akibat faktor ekonomi, sosial, dan geografis.

Kurangnya infrastruktur sekolah, minimnya tenaga pendidik yang kompeten, serta ketimpangan gender dalam pendidikan menjadi beberapa tantangan utama yang harus diatasi.

SDG 4 bertujuan untuk memastikan bahwa semua individu, tanpa terkecuali, memiliki akses terhadap pendidikan yang inklusif, merata, dan berkualitas, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi.

Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan investasi besar dalam pembangunan fasilitas pendidikan, pelatihan guru, serta penyediaan beasiswa bagi kelompok kurang mampu.

Selain itu, kurikulum pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan zaman agar mampu menghasilkan lulusan yang siap menghadapi tantangan global, termasuk dengan memperkenalkan literasi digital, keterampilan berpikir kritis, dan pendidikan berbasis STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics).

Di samping itu, pendidikan sepanjang hayat juga harus dipromosikan agar masyarakat terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah.

Pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah harus bekerja sama dalam memperluas akses terhadap pendidikan, baik melalui sekolah formal maupun platform pembelajaran daring yang lebih fleksibel dan inklusif.

5. Kesetaraan Gender (Gender Equality)

Kesetaraan gender merupakan salah satu pilar utama dalam menciptakan masyarakat yang adil dan berkelanjutan.

Meskipun telah terjadi banyak kemajuan dalam pemberdayaan perempuan, diskriminasi berbasis gender masih menjadi tantangan besar di banyak negara, baik dalam aspek ekonomi, sosial, maupun politik.

Perempuan dan anak perempuan sering kali menghadapi hambatan dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan yang layak, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Kekerasan berbasis gender, pernikahan anak, serta kesenjangan upah antara laki-laki dan perempuan masih menjadi permasalahan yang harus segera diatasi.

SDG 5 bertujuan untuk mengakhiri segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan serta memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan yang setara dalam berbagai aspek kehidupan.

Upaya yang perlu dilakukan meliputi pemberian akses yang lebih luas terhadap pendidikan dan pekerjaan, peningkatan representasi perempuan dalam posisi kepemimpinan, serta penguatan kebijakan hukum yang melindungi hak-hak perempuan.

Selain itu, penting untuk mengubah norma sosial dan budaya yang masih membatasi peran perempuan dalam masyarakat, dengan mendorong kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender sejak usia dini.

Kesetaraan gender bukan hanya menguntungkan perempuan, tetapi juga membawa dampak positif bagi seluruh masyarakat dengan meningkatkan produktivitas ekonomi, mengurangi kemiskinan, serta menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan harmonis.

6. Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water and Sanitation)

Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak merupakan hak fundamental manusia yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan, kesejahteraan, dan pembangunan ekonomi suatu masyarakat.

Namun, lebih dari 2 miliar orang di dunia masih kesulitan mendapatkan air minum yang aman, sementara sekitar 4,2 miliar orang tidak memiliki akses terhadap sistem sanitasi yang layak.

Kekurangan air bersih sering kali menjadi penyebab utama berbagai penyakit menular seperti diare, kolera, dan infeksi saluran kemih, yang berdampak buruk pada kesehatan masyarakat, terutama anak-anak.

SDG 6 bertujuan untuk menjamin ketersediaan dan pengelolaan air yang berkelanjutan serta akses terhadap sanitasi yang layak bagi semua orang.

Hal ini mencakup peningkatan infrastruktur air bersih, pengelolaan limbah domestik dan industri, serta perlindungan ekosistem air seperti sungai, danau, dan rawa yang berperan penting dalam siklus hidrologi.

Upaya global dalam mencapai target ini melibatkan investasi dalam teknologi pemurnian air, perbaikan sistem irigasi yang efisien, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya kebersihan dan konservasi air.

Selain itu, pemerintah dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengurangi pencemaran air akibat limbah industri dan pertanian serta meningkatkan regulasi yang melindungi sumber daya air dari eksploitasi berlebihan.

Dengan pendekatan yang terintegrasi, diharapkan seluruh masyarakat dunia dapat memperoleh akses terhadap air bersih yang aman dan sanitasi yang memadai untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

7. Energi Bersih dan Terjangkau (Affordable and Clean Energy)

Energi merupakan elemen vital dalam kehidupan modern, mendukung berbagai sektor mulai dari industri, transportasi, hingga kehidupan rumah tangga.

Namun, sekitar 770 juta orang di dunia masih belum memiliki akses terhadap listrik, dan lebih dari 2,6 miliar orang masih mengandalkan bahan bakar tradisional seperti kayu dan arang untuk memasak, yang berkontribusi terhadap polusi udara dalam ruangan dan berbagai masalah kesehatan.

Ketergantungan dunia terhadap bahan bakar fosil juga menjadi penyebab utama emisi gas rumah kaca yang mempercepat perubahan iklim.

SDG 7 bertujuan untuk memastikan akses universal terhadap energi yang andal, terjangkau, berkelanjutan, dan modern bagi semua orang.

Ini mencakup peningkatan penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, hidro, dan biomassa, serta peningkatan efisiensi energi dalam berbagai sektor.

Pemerintah, sektor swasta, dan komunitas internasional harus bekerja sama dalam mendorong investasi dalam teknologi energi bersih, mengembangkan infrastruktur kelistrikan di daerah terpencil, serta menciptakan kebijakan yang mendukung transisi dari energi berbasis fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan.

Selain itu, edukasi masyarakat mengenai pentingnya efisiensi energi dan pengurangan konsumsi energi yang tidak perlu juga menjadi langkah penting dalam memastikan keberlanjutan sumber daya energi bagi generasi mendatang.

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth)

Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif merupakan kunci utama dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Namun, banyak negara masih menghadapi tantangan seperti pengangguran, ketimpangan upah, kondisi kerja yang tidak aman, serta eksploitasi tenaga kerja, termasuk pekerja anak dan kerja paksa.

Pandemi COVID-19 juga memperburuk kondisi ekonomi global, menyebabkan kehilangan pekerjaan besar-besaran dan memperlambat pertumbuhan ekonomi di berbagai sektor.

SDG 8 bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan berkeadilan dengan menciptakan lapangan kerja yang layak bagi semua orang.

Ini mencakup peningkatan produktivitas ekonomi melalui inovasi, diversifikasi industri, serta peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang mendukung kewirausahaan dan UMKM, memastikan adanya regulasi ketenagakerjaan yang melindungi hak-hak pekerja, serta mendorong kerja sama antara sektor publik dan swasta dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif.

Selain itu, investasi dalam infrastruktur, teknologi, dan digitalisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi industri serta membuka peluang ekonomi baru, yang pada akhirnya akan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif.

9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (Industry, Innovation, and Infrastructure)

Industri, inovasi, dan infrastruktur yang kuat adalah fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan peningkatan daya saing suatu negara di tingkat global.

Infrastruktur yang baik, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, sistem transportasi, serta akses terhadap teknologi digital, memungkinkan masyarakat dan bisnis untuk berkembang serta meningkatkan produktivitas.

Namun, di banyak negara berkembang, infrastruktur yang tidak memadai masih menjadi hambatan utama bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

SDG 9 bertujuan untuk membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan inovasi dalam berbagai sektor.

Ini mencakup investasi dalam teknologi dan penelitian, peningkatan akses terhadap layanan komunikasi dan internet, serta penguatan kapasitas industri agar lebih adaptif terhadap perubahan zaman.

Peningkatan sektor manufaktur yang ramah lingkungan dan berbasis teknologi juga dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Selain itu, penting untuk memastikan bahwa inovasi dan kemajuan teknologi dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, sehingga tidak ada kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi yang dapat menghambat pembangunan yang merata.

Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, diharapkan dunia dapat menciptakan ekosistem industri yang lebih maju, inovatif, dan berkelanjutan.

10. Mengurangi Kesenjangan (Reduced Inequalities)

Ketimpangan sosial dan ekonomi merupakan salah satu tantangan terbesar dalam pembangunan global.

Kesenjangan yang terjadi tidak hanya dalam aspek pendapatan, tetapi juga dalam akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan.

Di banyak negara, kelompok-kelompok minoritas, perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat miskin masih menghadapi diskriminasi yang membatasi kesempatan mereka untuk berkembang.

SDG 10 bertujuan untuk mengurangi ketimpangan di dalam dan antarnegara dengan menciptakan kebijakan yang lebih inklusif, melindungi kelompok rentan, serta memastikan distribusi sumber daya yang lebih adil.

Hal ini dapat dilakukan melalui kebijakan perpajakan yang progresif, pemberian akses yang lebih luas terhadap layanan dasar, serta peningkatan representasi kelompok marginal dalam pemerintahan dan sektor swasta.

Selain itu, mobilitas sosial harus diperkuat agar setiap individu memiliki kesempatan yang setara dalam mencapai kesejahteraan, tanpa terhambat oleh latar belakang ekonomi, gender, atau etnisitas.

Globalisasi dan perkembangan teknologi juga harus dikelola dengan bijak agar tidak semakin memperlebar kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.

Dengan memastikan bahwa setiap individu memiliki hak dan peluang yang sama, dunia dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, harmonis, dan berdaya saing tinggi.

11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)

Urbanisasi yang cepat telah membawa dampak besar terhadap kehidupan manusia, baik dari segi ekonomi maupun sosial.

Kota-kota besar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kemajuan teknologi, tetapi juga menghadapi berbagai tantangan serius seperti kemacetan, polusi udara, meningkatnya jumlah kawasan kumuh, serta ketimpangan sosial yang semakin lebar.

Saat ini, lebih dari setengah populasi dunia tinggal di daerah perkotaan, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat dalam beberapa dekade ke depan.

Oleh karena itu, SDG 11 bertujuan untuk menjadikan kota dan permukiman lebih inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.

Ini mencakup peningkatan akses terhadap perumahan yang layak dan terjangkau, sistem transportasi yang efisien dan ramah lingkungan, serta pengelolaan sampah dan limbah yang lebih baik.

Selain itu, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur hijau, seperti ruang terbuka hijau dan bangunan yang hemat energi, guna mengurangi dampak perubahan iklim.

Keselamatan dan ketahanan kota juga perlu ditingkatkan dengan memperkuat sistem mitigasi bencana, terutama bagi daerah yang rentan terhadap gempa bumi, banjir, atau kenaikan permukaan air laut.

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan partisipasi aktif dari masyarakat, kota-kota dapat menjadi tempat yang lebih nyaman untuk dihuni, di mana semua orang memiliki akses yang setara terhadap layanan dasar, pendidikan, dan peluang ekonomi yang lebih baik.

12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)

Sumber daya alam yang dimiliki bumi terbatas, sementara pola konsumsi dan produksi yang tidak berkelanjutan terus menguras cadangan yang ada, menyebabkan degradasi lingkungan yang semakin parah.

Penggunaan plastik yang berlebihan, limbah makanan yang terus meningkat, serta eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali menjadi beberapa contoh nyata dari ketidakseimbangan antara konsumsi dan keberlanjutan.

SDG 12 bertujuan untuk memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan dengan mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan mendorong penggunaan energi terbarukan.

Perusahaan dan industri diharapkan untuk menerapkan prinsip ekonomi sirkular, di mana produk didesain agar dapat digunakan kembali, diperbaiki, atau didaur ulang guna mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.

Selain itu, kesadaran konsumen juga perlu ditingkatkan agar mereka lebih bijak dalam memilih produk yang ramah lingkungan serta mengurangi pola konsumsi yang berlebihan.

Pemerintah memiliki peran penting dalam mendorong kebijakan yang mendukung industri hijau serta memberikan insentif bagi bisnis yang menerapkan standar keberlanjutan.

Dengan kerja sama yang erat antara sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat, perubahan menuju pola konsumsi dan produksi yang lebih bertanggung jawab dapat terwujud, sehingga sumber daya alam dapat digunakan secara efisien untuk generasi yang akan datang.

13. Penanganan Perubahan Iklim (Climate Action)

Perubahan iklim merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi umat manusia saat ini.

Pemanasan global yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca telah memicu berbagai bencana alam seperti gelombang panas, banjir, kekeringan, serta naiknya permukaan air laut yang mengancam wilayah pesisir.

Dampak ini tidak hanya berpengaruh terhadap ekosistem alam, tetapi juga terhadap kehidupan manusia, termasuk ketahanan pangan, kesehatan, dan stabilitas ekonomi global.

SDG 13 bertujuan untuk mengambil tindakan segera guna mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

Ini mencakup pengurangan emisi karbon melalui transisi ke energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, serta penerapan teknologi ramah lingkungan di berbagai sektor industri.

Selain itu, negara-negara perlu memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptasi terhadap bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim, dengan meningkatkan sistem peringatan dini dan merancang kebijakan mitigasi yang lebih efektif.

Kesadaran masyarakat tentang pentingnya aksi iklim juga harus ditingkatkan melalui edukasi dan kampanye publik agar individu dan komunitas dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon mereka.

Dengan komitmen global yang kuat, termasuk melalui perjanjian internasional seperti Perjanjian Paris, dunia dapat bekerja sama untuk memperlambat laju perubahan iklim dan melindungi planet ini untuk generasi mendatang.

14. Menjaga Ekosistem Laut (Life Below Water)

Lautan merupakan salah satu sumber kehidupan terbesar di planet ini, menyediakan makanan, oksigen, serta menopang kehidupan jutaan spesies laut dan manusia yang bergantung pada hasil laut.

Namun, eksploitasi berlebihan, polusi plastik, pemanasan laut, serta penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan telah mengancam keseimbangan ekosistem laut.

SDG 14 bertujuan untuk melindungi dan menggunakan sumber daya laut secara berkelanjutan.

Ini mencakup pengurangan pencemaran laut, pelarangan praktik penangkapan ikan yang merusak, serta peningkatan konservasi ekosistem pesisir seperti terumbu karang dan hutan mangrove.

Peran penting juga dimainkan oleh regulasi internasional untuk mencegah eksploitasi sumber daya laut secara berlebihan serta menjaga keseimbangan populasi ikan yang menjadi sumber pangan utama bagi banyak negara.

Selain itu, inovasi dalam teknologi perikanan dan akuakultur dapat membantu menciptakan sistem produksi yang lebih berkelanjutan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dengan perlindungan yang lebih baik terhadap ekosistem laut, diharapkan keanekaragaman hayati dapat dipertahankan dan kesejahteraan masyarakat pesisir yang bergantung pada laut tetap terjaga.

15. Menjaga Ekosistem Darat (Life on Land)

Hutan, padang rumput, dan ekosistem darat lainnya memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekologi, menyerap karbon, serta menyediakan habitat bagi jutaan spesies flora dan fauna.

Sayangnya, deforestasi, degradasi lahan, serta perburuan liar telah menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan mempercepat perubahan iklim.

SDG 15 bertujuan untuk melindungi, merestorasi, dan mendorong penggunaan ekosistem darat yang berkelanjutan.

Upaya ini melibatkan penghentian deforestasi yang tidak terkendali, rehabilitasi lahan yang terdegradasi, serta pengelolaan sumber daya alam yang lebih bertanggung jawab.

Pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat perlu berkolaborasi dalam mengembangkan praktik pertanian dan kehutanan yang berkelanjutan serta meningkatkan kawasan konservasi untuk melindungi spesies yang terancam punah.

Dengan menjaga keseimbangan ekosistem darat, manusia dapat memastikan bahwa sumber daya alam tetap tersedia bagi generasi mendatang dan risiko bencana ekologis dapat diminimalkan.

16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat (Peace, Justice, and Strong Institutions)

Perdamaian, keadilan, dan pemerintahan yang kuat adalah fondasi bagi masyarakat yang stabil dan sejahtera.

Sayangnya, konflik bersenjata, korupsi, ketidakadilan, serta pelanggaran hak asasi manusia masih menjadi tantangan di banyak negara.

SDG 16 bertujuan untuk mengurangi kekerasan, memperkuat supremasi hukum, serta memastikan akses terhadap keadilan bagi semua orang.

Ini mencakup pemberantasan korupsi, peningkatan transparansi pemerintahan, serta perlindungan terhadap kelompok rentan.

Pembangunan kelembagaan yang efektif dan demokratis sangat penting untuk memastikan bahwa hak-hak individu dihormati dan masyarakat dapat hidup dalam lingkungan yang aman dan damai.

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan (Partnerships for the Goals)

Pencapaian semua SDG membutuhkan kolaborasi global antara pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan individu.

SDGs 17 menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam bidang keuangan, teknologi, kapasitas pembangunan, dan perdagangan.

Kemitraan yang kuat dapat memastikan bahwa negara berkembang mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Dengan kerja sama yang erat, dunia dapat bergerak bersama menuju masa depan yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Bentuk Program Pengembangan Karyawan & Tantangannya!

Contoh Implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) di Berbagai Sektor

Penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat umum.

Berbagai program dan inisiatif telah dilakukan untuk mendukung pencapaian SDGs di berbagai sektor, mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga teknologi.

Berikut beberapa contoh implementasi SDGs yang telah berhasil dilakukan di berbagai belahan dunia:

1. SDG 1 (Tanpa Kemiskinan) – Program Bantuan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi

Banyak negara telah menerapkan program bantuan sosial seperti subsidi pangan, jaminan kesehatan, serta bantuan tunai bagi masyarakat kurang mampu.

Misalnya, Program Keluarga Harapan (PKH) di Indonesia membantu keluarga miskin dengan memberikan bantuan tunai bersyarat untuk meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan anak-anak mereka.

2. SDG 2 (Tanpa Kelaparan) – Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan

Organisasi pangan dunia seperti FAO telah mengembangkan teknologi pertanian berkelanjutan, seperti sistem irigasi hemat air dan penggunaan pupuk organik.

Di beberapa negara berkembang, program ketahanan pangan berbasis komunitas telah membantu petani kecil meningkatkan hasil panen mereka tanpa merusak lingkungan.

3. SDG 3 (Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan) – Program Vaksinasi Global

Program vaksinasi massal seperti yang dilakukan oleh Gavi, the Vaccine Alliance, telah membantu mengurangi angka kematian akibat penyakit menular seperti polio dan campak, terutama di negara-negara dengan akses terbatas terhadap layanan kesehatan.

4. SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) – Digitalisasi Pendidikan dan Akses ke Internet

Banyak negara telah menerapkan program pendidikan berbasis teknologi, seperti e-learning dan akses ke sumber belajar digital.

Misalnya, Khan Academy menyediakan materi pembelajaran gratis yang dapat diakses oleh siapa saja di seluruh dunia.

5. SDG 7 (Energi Bersih dan Terjangkau) – Penggunaan Energi Terbarukan

Negara-negara seperti Denmark dan Jerman telah memimpin dalam penggunaan energi terbarukan dengan memanfaatkan tenaga angin dan surya untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional.

Di Afrika, proyek pemasangan panel surya di desa-desa terpencil telah membantu meningkatkan akses energi bagi masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki listrik.

6. SDG 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) – Transportasi Ramah Lingkungan

Kota-kota besar seperti Singapura dan Amsterdam telah menerapkan kebijakan transportasi yang lebih hijau, seperti penggunaan bus listrik, sepeda sebagai alat transportasi utama, serta pengembangan taman kota untuk mengurangi polusi udara.

7. SDG 13 (Penanganan Perubahan Iklim) – Reforestasi dan Pengurangan Emisi Karbon

Program penghijauan seperti “The Great Green Wall” di Afrika bertujuan untuk menanam pohon di sepanjang wilayah yang terkena desertifikasi guna mengurangi dampak perubahan iklim dan mengembalikan ekosistem yang rusak.

8. SDG 14 (Menjaga Ekosistem Laut) – Pengurangan Polusi Plastik

Negara-negara seperti Jepang dan Kanada telah menerapkan kebijakan pelarangan plastik sekali pakai untuk mengurangi pencemaran laut.

Kampanye pembersihan laut juga semakin berkembang, dengan berbagai organisasi dan komunitas yang secara aktif membersihkan sampah di pantai dan lautan.

9. SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) – Kolaborasi Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan

PBB, Bank Dunia, dan berbagai organisasi internasional telah membangun kemitraan dengan sektor swasta dan negara berkembang untuk mendukung pendanaan proyek-proyek pembangunan yang berkelanjutan.

 

Melalui berbagai inisiatif ini, pencapaian SDGs semakin dekat, namun masih membutuhkan kerja sama lebih luas dari semua pihak agar dunia dapat menjadi tempat yang lebih adil, sejahtera, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

17 tujuan sdgs dan penjelasannya

Jika Anda ingin mengimplementasikan Sustainable Development Goals (SDGs) di perusahaan Anda, penting untuk memastikan bahwa pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan bisnis dan tenaga kerja Anda.

Magnet Solusi Integra menyediakan pelatihan perusahaan yang dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi Anda, baik dalam pengembangan keterampilan, kesadaran lingkungan, maupun transformasi digital.

Dengan pendekatan yang fleksibel dan berbasis solusi, kami membantu perusahaan dalam menciptakan tenaga kerja yang lebih kompeten, produktif, dan berdaya saing.

Untuk mendapatkan rekomendasi pelatihan yang tepat, Anda dapat berkonsultasi atau melakukan booking meeting secara gratis dengan tim kami.

Klik gambar di atas atau tombol di bawah ini untuk mengatur jadwal diskusi dan menyesuaikan kebutuhan pelatihan perusahaan Anda bersama kami Magnet Solusi Integra.

 

17 tujuan sdgs dan penjelasannya
DAFTAR ISI

This will close in 0 seconds