Daftar Isi

Non-Disclosure Agreement: Arti, Template, & Contoh

Daftar Isi
Terima insight SDM terbaru, langsung via email mingguan
Newsletter

Dengan klik tombol Berlangganan, saya menyetujui untuk menerima email berita dan pemberitahuan dari Magnet Solusi Integra.

Ikuti akun media sosial resmi Magnet Solusi Integra
non-disclosure agreement

Di balik kesepakatan besar, teknologi mutakhir, atau strategi bisnis yang mengguncang pasar, selalu ada satu hal yang hampir tidak pernah dibahas di media. Ia tidak tampil mencolok. Tidak muncul dalam presentasi.

Tapi ia hadir dan dibacakan, bahkan sebelum ide hebat itu sempat dilontarkan. Namanya: Non-Disclosure Agreement perjanjian untuk menjaga rahasia. Sejenis pagar gaib yang dibangun sebelum kebun rahasia dibuka.

Bagi sebagian orang, NDA adalah lembaran kertas formalitas. Hanya ditandatangani karena “memang harus”. Tapi bagi mereka yang pernah kehilangan ide karena kebocoran informasi, NDA adalah alat perlindungan yang lebih penting dari pagar rumah.

Dalam dunia bisnis yang cepat, gesit, dan penuh manuver, perjanjian ini menjelma jadi pelindung yang tidak boleh disepelekan. Apalagi di era digital, ketika file bisa dikopi dalam hitungan detik dan dikirim ke seluruh dunia hanya dengan satu klik.

Baca Juga: Simak Perbedaan Employee dan Employer Dalam Perusahaan

non-disclosure agreement

Apa Itu Non-Disclosure Agreement?

Secara sederhana, Non-Disclosure Agreement adalah perjanjian hukum antara dua pihak atau lebih yang bertujuan untuk menjaga informasi tertentu tetap bersifat rahasia. Dalam bahasa hukum, NDA berfungsi membatasi pengungkapan informasi yang bersifat sensitif, strategis, atau vital. Informasi ini bisa berupa data pelanggan, rencana ekspansi, rumus produk, teknologi baru, hingga presentasi penawaran kerjasama.

Pihak yang menerima informasi berkewajiban untuk tidak menyebarkan, membocorkan, atau menggunakan informasi itu untuk kepentingan pribadi maupun pihak ketiga, tanpa izin dari pemilik informasi. Kalau dilanggar? Siap-siap saja menghadapi gugatan hukum, penalti finansial, atau bahkan tuntutan pidana, tergantung pada isi perjanjiannya.

Di dunia nyata, NDA sering digunakan dalam berbagai situasi. Misalnya saat dua perusahaan hendak menjajaki kemungkinan kerjasama. Atau ketika seorang karyawan diberi akses ke data yang sangat strategis. Bisa juga dalam konteks startup yang ingin memperkenalkan idenya kepada calon investor. Semuanya butuh NDA. Karena dalam setiap kerja sama yang serius, selalu ada rahasia yang harus dijaga.

Fungsi dan Manfaat Non-Disclosure Agreement dalam Bisnis

1. Menjamin Rahasia Tetap Terkendali

Salah satu fungsi utama Non-Disclosure Agreement adalah memastikan agar informasi yang bersifat rahasia tetap terkendali dengan baik. Dalam sebuah perusahaan, data-data penting seperti rahasia dagang, formula produk, strategi pemasaran, dan rencana ekspansi merupakan aset yang sangat berharga dan tidak boleh jatuh ke tangan pesaing atau pihak yang tidak berhak.

Dengan adanya NDA, informasi ini dapat dibagikan secara terbatas hanya kepada pihak-pihak yang benar-benar berhak menerima dan menggunakan informasi tersebut untuk tujuan yang telah disepakati. Hal ini mencegah kebocoran yang bisa menimbulkan kerugian besar dan membantu perusahaan menjaga keunggulan kompetitifnya di pasar.

Sehingga, setiap kali ada pertukaran informasi penting, pihak-pihak yang terlibat merasa lebih percaya diri dan aman karena ada jaminan hukum yang mendukung.

2. Mendorong Kolaborasi yang Aman

NDA bukan hanya soal membatasi, tetapi juga memberikan kesempatan untuk berbagi informasi secara terbuka dan aman sehingga kolaborasi antar pihak bisa berkembang lebih efektif. Banyak ide-ide inovatif lahir dari diskusi dan pertukaran informasi yang intensif. Namun, tanpa ada jaminan kerahasiaan, para pelaku bisnis cenderung enggan berbagi informasi penting karena takut kehilangan kontrol.

Dengan adanya NDA, pihak-pihak yang terlibat dapat lebih bebas berbagi informasi tanpa kekhawatiran, karena semua sudah terikat kontrak untuk menjaga kerahasiaan. Ini mendorong munculnya kerja sama yang lebih erat, inovasi yang lebih kreatif, dan proyek yang lebih sukses. Di sinilah peran NDA sebagai katalis yang menggerakkan roda bisnis tanpa mengorbankan keamanan informasi.

3. Memberikan Dasar Hukum untuk Penegakan

Selain aspek pencegahan, NDA juga memberikan landasan hukum yang jelas apabila terjadi pelanggaran. Ketika seseorang melanggar kesepakatan kerahasiaan dan menyebarkan informasi rahasia ke pihak lain, pihak yang dirugikan dapat menggunakan Non-Disclosure Agreement sebagai dasar untuk menuntut ganti rugi atau tindakan hukum lainnya.

Ini membuat Non-Disclosure Agreement bukan sekadar surat pernyataan kosong, melainkan kontrak yang nyata dan memiliki konsekuensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Ketegasan hukum ini menjadi sinyal kepada semua pihak bahwa kerahasiaan adalah hal serius yang harus dipatuhi, dan pelanggaran tidak akan ditoleransi. Dengan demikian, NDA juga menjadi alat pencegah sekaligus perlindungan hukum yang efektif dalam dunia bisnis.

4. Melindungi Nilai Bisnis yang Tak Terlihat

Dalam bisnis, nilai perusahaan tidak hanya diukur dari aset fisik atau modal finansial semata. Banyak nilai tak terlihat seperti ide, inovasi, budaya perusahaan, dan hubungan dengan pelanggan yang sangat menentukan keberhasilan.

Non-Disclosure Agreement menjaga nilai-nilai tersebut dengan memastikan bahwa informasi yang menjadi sumber nilai itu tidak tersebar tanpa kontrol. Misalnya, sebuah teknologi baru yang sedang dikembangkan, jika bocor, bisa membuat perusahaan kehilangan peluang pasar sekaligus keunggulan kompetitif. NDA menjaga agar informasi seperti itu tetap menjadi milik perusahaan dan tidak menjadi milik umum. Dengan begitu, perusahaan dapat mempertahankan daya saingnya sekaligus melindungi investasinya dalam riset dan pengembangan.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Analisa Jabatan Untuk Perusahaan

Unsur-Unsur Penting dalam Non-Disclosure Agreement

1. Identitas Pihak yang Terlibat

Dalam setiap NDA, sangat penting untuk menyebutkan dengan jelas siapa saja pihak yang terlibat dalam perjanjian ini. Identitas tersebut biasanya mencakup nama lengkap perusahaan atau individu, alamat, dan jabatan yang relevan jika ada. Keterlibatan pihak-pihak ini harus didokumentasikan dengan baik agar ketika terjadi perselisihan, dapat dibuktikan siapa yang menjadi pihak pembocor atau yang bertanggung jawab atas informasi yang diberikan.

Selain itu, menyebutkan secara tepat siapa yang mewakili perusahaan apakah perorangan, karyawan, atau divisi tertentu akan membantu menegaskan batasan tanggung jawab serta ruang lingkup informasi yang boleh diakses. Kejelasan identitas ini menjadi pondasi yang kuat dalam pembentukan kontrak yang legal dan efektif.

2. Definisi Informasi Rahasia

Bagian ini merupakan inti dari sebuah Non-Disclosure Agreement . Mendefinisikan informasi rahasia secara spesifik dan jelas menjadi hal yang wajib dilakukan agar cakupan perlindungan tidak ambigu. Jangan sampai hanya tertulis “informasi bisnis” saja, tapi harus diperjelas, misalnya: “semua data finansial, teknologi, rencana pemasaran, daftar klien, dan dokumen internal yang belum dipublikasikan.”

Ketajaman dalam mendefinisikan informasi ini akan menjadi kunci saat terjadi sengketa, karena akan menentukan apakah sebuah informasi termasuk rahasia atau tidak. Definisi yang jelas juga menghindarkan terjadinya interpretasi ganda yang bisa berujung pada perselisihan hukum di kemudian hari. Oleh karena itu, ketika menyusun Non-Disclosure Agreement , bagian definisi informasi harus dibuat sedetail mungkin sesuai kebutuhan.

3. Kewajiban Penerima Informasi

NDA harus memuat ketentuan yang menegaskan bahwa penerima informasi wajib menjaga kerahasiaan dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi. Ini meliputi kewajiban untuk tidak membocorkan, tidak menyalin, tidak menggunakan untuk kepentingan lain selain yang disepakati, dan bahkan harus menjaga informasi tersebut dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

Dalam beberapa kasus, Non-Disclosure Agreement juga mengatur bahwa penerima wajib mengembalikan atau memusnahkan informasi tersebut setelah kerja sama selesai. Ketentuan ini memperjelas batasan penggunaan informasi rahasia dan membangun tanggung jawab yang jelas agar penerima tidak seenaknya memanfaatkan informasi tersebut untuk keuntungan pribadi atau pihak lain.

4. Masa Berlaku Perjanjian

NDA biasanya tidak berlaku selamanya. Umumnya, masa berlaku Non-Disclosure Agreement diatur dalam rentang waktu tertentu seperti 2, 3, atau 5 tahun setelah informasi diberikan atau setelah perjanjian berakhir. Namun, untuk informasi yang sangat sensitif, masa berlaku ini bisa dibuat tanpa batas waktu atau berlaku sampai informasi tersebut benar-benar menjadi pengetahuan umum.

Penentuan masa berlaku ini penting untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan oleh Non-Disclosure Agreement tetap relevan dan sesuai kebutuhan. Tanpa masa berlaku yang jelas, bisa terjadi kebingungan mengenai kapan kewajiban menjaga kerahasiaan berakhir, dan ini bisa menimbulkan masalah hukum di masa depan.

5. Pengecualian terhadap Informasi Rahasia

Bagian ini menjelaskan kondisi-kondisi di mana informasi yang dibagikan tidak lagi dianggap rahasia. Contohnya, informasi yang sudah menjadi pengetahuan umum, informasi yang sudah diketahui penerima sebelum perjanjian, atau informasi yang diperoleh secara sah dari pihak ketiga tanpa pelanggaran kontrak.

Pengecualian ini penting agar Non-Disclosure Agreement tidak digunakan secara sewenang-wenang untuk membatasi penerima informasi dalam hal-hal yang sebenarnya sudah terbuka atau tidak melanggar kepercayaan. Dengan adanya pengecualian ini, kedua pihak akan lebih memahami batasan-batasan dalam perjanjian, sekaligus menjaga keseimbangan antara perlindungan dan kebebasan informasi yang sah.

6. Konsekuensi atas Pelanggaran

Tidak ada kontrak tanpa sanksi. Non-Disclosure Agreement harus mencantumkan konsekuensi yang jelas apabila terjadi pelanggaran. Ini bisa berupa kewajiban membayar denda, ganti rugi, atau proses hukum yang harus ditempuh. Ada juga ketentuan yang mengatur bahwa penyelesaian sengketa dilakukan melalui arbitrase di wilayah hukum tertentu agar prosesnya lebih cepat dan efisien.

Menyebutkan konsekuensi ini bukan untuk menakut-nakuti, tetapi sebagai alat pencegah sekaligus bentuk keseriusan perlindungan kerahasiaan. Dengan demikian, pihak-pihak yang menandatangani NDA akan lebih berhati-hati dan menyadari bahwa pelanggaran bukan sekadar kesalahan kecil, melainkan tindakan yang bisa berakibat serius secara hukum dan finansial.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

1. Menggunakan Template Secara Asal

Seringkali, terutama di perusahaan kecil atau startup, Non-Disclosure Agreement diambil dari internet tanpa penyesuaian yang matang. Ini sangat berbahaya karena template yang tidak sesuai konteks bisa melemahkan kekuatan hukum perjanjian tersebut. Misalnya, ada klausa yang kurang relevan, bahasa yang ambigu, atau cakupan yang terlalu sempit sehingga tidak mencakup semua informasi penting.

Akibatnya, ketika terjadi kebocoran, perusahaan tidak bisa berbuat banyak secara hukum. Oleh karena itu, meskipun ada banyak contoh NDA gratis di internet, sangat disarankan untuk melibatkan ahli hukum atau konsultan legal agar NDA yang dibuat benar-benar sesuai kebutuhan dan memiliki kekuatan hukum yang optimal.

2. Tidak Menjelaskan NDA kepada Pihak yang Menandatangani

Menandatangani NDA tidak boleh dilakukan sekadar prosedur formal tanpa penjelasan. Banyak kasus di mana penerima informasi menandatangani NDA tanpa benar-benar memahami isi dan konsekuensinya. Hal ini berisiko besar karena jika terjadi pelanggaran, mereka bisa mengklaim bahwa mereka tidak sadar atau tidak paham kewajiban mereka.

Oleh karena itu, sangat penting untuk meluangkan waktu menjelaskan secara singkat tapi jelas tentang isi NDA, tujuan, kewajiban, dan konsekuensinya kepada pihak yang akan menandatangani. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat komitmen mereka, tetapi juga menunjukkan sikap profesional dan transparan dari pihak yang membuat perjanjian.

3. Lupa Mengevaluasi NDA secara Berkala

NDA bukan dokumen statis yang dibuat sekali lalu dilupakan. Seiring berjalannya waktu, kondisi bisnis dan jenis informasi yang dianggap rahasia bisa berubah. Misalnya, produk yang sebelumnya rahasia bisa menjadi umum setelah diluncurkan.

Jika NDA tidak dievaluasi secara berkala, perlindungan yang diberikan bisa jadi tidak lagi relevan atau bahkan menghambat kegiatan bisnis. Oleh karena itu, penting untuk melakukan review rutin terhadap NDA, terutama saat memperpanjang kerja sama atau memasuki fase proyek baru. Evaluasi ini memastikan bahwa perjanjian tetap efektif dan sesuai dengan kebutuhan terkini, sekaligus menjaga fleksibilitas dan keamanan bisnis secara seimbang.

Contoh Non-Disclosure Agreement (NDA)

1. Contoh Non-Disclosure Agreement yang Umum Digunakan dalam Bisnis

Agar lebih memahami bagaimana bentuk dan isi sebuah Non-Disclosure Agreement secara praktis, mari kita lihat sebuah contoh yang umum digunakan dalam dunia bisnis. Misalnya, sebuah perusahaan teknologi yang sedang menjalin kerja sama dengan mitra pengembang perangkat lunak baru akan menyusun NDA yang berisi poin-poin utama seperti identitas para pihak, definisi informasi rahasia, kewajiban menjaga kerahasiaan, masa berlaku, dan sanksi jika terjadi pelanggaran.

Contoh klausul dalam NDA tersebut mungkin berbunyi seperti ini: “Pihak penerima informasi sepakat untuk tidak mengungkapkan, menyebarluaskan, atau menggunakan informasi rahasia yang diperoleh selama masa kerja sama kecuali dengan izin tertulis dari pihak pengungkap.” Dalam dokumen ini juga disebutkan secara rinci apa saja yang dianggap sebagai informasi rahasia, misalnya kode sumber program, desain produk, rencana pemasaran, dan dokumen keuangan. Dengan format yang jelas dan bahasa yang mudah dimengerti, dokumen ini menjadi alat efektif untuk menjaga agar informasi sensitif tidak tersebar keluar lingkup yang diizinkan.

2. Contoh Non-Disclosure Agreement untuk Freelancer dan Kontraktor

Selain perusahaan besar, banyak juga individu seperti freelancer dan kontraktor yang perlu melindungi hasil kerja dan ide mereka saat bekerja dengan klien. Dalam contoh NDA untuk freelancer, dokumen biasanya akan menekankan pada hak kepemilikan atas karya, batasan penggunaan informasi klien, dan jangka waktu kerahasiaan setelah proyek selesai.

Misalnya, seorang desainer grafis freelance yang diminta membuat branding untuk perusahaan akan menandatangani NDA yang menyatakan bahwa ia tidak boleh membocorkan strategi branding atau aset digital klien kepada pihak lain. NDA ini juga bisa mengatur agar desain atau konsep yang dibuat tidak boleh digunakan untuk proyek lain tanpa izin. Ini penting untuk menjaga profesionalisme dan kepercayaan antara freelancer dan klien, sekaligus melindungi hak kekayaan intelektual kedua belah pihak.

3. Contoh Non-Disclosure Agreement dalam Konteks M&A (Merger & Acquisition)

Proses penggabungan atau akuisisi perusahaan adalah salah satu skenario di mana NDA menjadi sangat vital. Pada tahap awal negosiasi, kedua pihak biasanya harus berbagi banyak informasi rahasia, termasuk data keuangan, aset, kontrak bisnis, hingga strategi masa depan. NDA yang dirancang untuk konteks ini biasanya sangat komprehensif dan ketat.

Contohnya, sebuah perusahaan yang hendak mengakuisisi startup teknologi akan meminta NDA yang mengatur bahwa semua data dan dokumen yang dibagikan selama proses due diligence tidak boleh disebarluaskan dan hanya boleh digunakan untuk evaluasi transaksi. Dokumen NDA ini juga akan mengatur bahwa setelah proses selesai, semua data rahasia harus dikembalikan atau dimusnahkan. Dengan adanya NDA yang detail seperti ini, kedua pihak merasa lebih nyaman dan terlindungi sehingga negosiasi dapat berjalan dengan lancar tanpa kekhawatiran bocornya rahasia strategis.

4. Contoh Non-Disclosure Agreement untuk Karyawan Baru

Perusahaan juga sering meminta karyawan baru untuk menandatangani NDA sebagai bagian dari kontrak kerja. Ini bukan hanya soal menjaga rahasia dagang, tapi juga perlindungan atas data pelanggan, strategi bisnis, dan inovasi perusahaan.

Contoh klausa dalam NDA untuk karyawan baru bisa berupa pernyataan bahwa karyawan tidak boleh membocorkan informasi internal perusahaan selama dan setelah masa kerja. NDA ini biasanya juga mengatur hal-hal terkait larangan menggunakan informasi perusahaan untuk keuntungan pribadi atau pihak lain. Dengan adanya Non-Disclosure Agreement , perusahaan bisa lebih tenang mempercayakan data penting kepada karyawan, sementara karyawan pun mendapatkan pemahaman yang jelas tentang batasan dan tanggung jawab mereka dalam menjaga kerahasiaan.

5. Contoh Non-Disclosure Agreement dalam Penelitian dan Pengembangan

Bidang penelitian dan pengembangan (R&D) sangat bergantung pada kerahasiaan informasi agar hasil riset tidak dicuri atau disalahgunakan. Dalam contoh NDA yang digunakan di sektor ini, biasanya dicantumkan bahwa semua data eksperimen, prototipe, dan temuan riset dianggap rahasia dan tidak boleh disebarkan tanpa izin.

Misalnya, universitas yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi dalam pengembangan obat baru akan meminta semua peneliti, staf, dan mitra untuk menandatangani NDA. Hal ini menjaga agar formula obat, data klinis, dan strategi pemasaran tidak bocor ke pihak lain yang bisa memanfaatkan tanpa izin. NDA yang lengkap dan tegas menjadi landasan utama untuk memastikan bahwa kerja sama riset ini berlangsung dengan lancar dan aman.

non-disclosure agreement

Bayangkan bisnis Anda bisa menemukan solusi tepat yang selama ini Anda cari untuk mengatasi tantangan pengembangan SDM dan produktivitas tim itulah yang Magnet Solusi Integra tawarkan melalui layanan konsultasi gratisnya.

Dengan pengalaman dan pendekatan yang teruji, kami siap mendengarkan kebutuhan spesifik perusahaan Anda dan memberikan rekomendasi strategis yang langsung bisa diterapkan.

Jangan biarkan masalah SDM menghambat pertumbuhan, segera manfaatkan kesempatan konsultasi gratis ini untuk membuka jalan sukses yang lebih jelas dan terarah.

Hubungi kami sekarang juga, dan rasakan bagaimana Magnet Solusi Integra menjadi mitra terpercaya dalam membangun masa depan bisnis Anda.

Picture of Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog  <strong>CEO</strong>
Dra. I. Novianingtyastuti, M.M., Psikolog CEO

Praktisi HR dengan pengalaman lebih dari 20+ tahun di bidang rekrutmen dan pengembangan SDM.

Artikel terbaru

#ElevatingPeopleEmpoweringBusiness

Konsultasi HR yang Tepat Sekarang, Gratis!

Bangun sistem SDM yang efektif, adil, dan berdampak bersama tim konsultan berpengalaman dari Magnet Solusi Integra.

Atau booking meeting gratis via Form Booking Meeting